Masa Lalu Bunda Putri, Gampang Bergaul dan Mengaku Anak Jenderal

23.12.00
Kemarahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa saat lalu mengundang tanya siapa sesunggguhnya sosok Bunda Putri. Namanya kerap muncul dalam persidangan skandal suap impor daging sapi. Tak hanya itu, sejumlah fotonya bersama pejabat negara juga bermunculan di dunia maya.


Hasil penelusuran tim Liputan 6 SCTV menemukan, Bunda Putri bernama asli Siti Nurlela atau akrab dikenal Non Saputri lahir pada 27 April 1962. Dia berasal dari keluarga sederhana di Desa Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Untuk mendapatkan cerita masa kecil Bunda Putri ini, tim bergerak ke salah satu sekolah SMP Pertiwi, tempat sang Bunda menuntut ilmu. Di sekolah ini, Bunda putri yang bernama Nurlela ini masuk menjadi siswi angkatan pertama pada 1975 silam. Semasa sekolah, Bunda Putri atau yang akrap disapa teman sebayanya dengan panggilan Non memang tergolong anak yang supel dan baik dalam berteman.

"Dia anak yang supel dan baik menjalin pertemanan," kata Jusa Abdilla, mantan guru Bunda Putri kepada Liputan 6 SCTV. Penelusuran dilanjutkan ke SMA Cilimus, tempat Non Nurlela menempuh pendidikan sekolah lanjutannya. Dari data buku induk yang dimiliki SMA ini, Non Nurlaela hanya mengenyam pendidikan di kelas 1. Tak lulus dari SMA Cilimus, Non Nurlela pun tercatat tidak memiliki prestasi akademik yang menonjol. Bahkan di beberapa pelajaran terdapat angka merah.
Ayah Non Nurlela atau Bunda Putri mengabdi di rumah Mayor Jenderal Ahmadi. Seorang Jenderal TNI Angkatan Darat yang menjadi salah satu pendiri Partai Golkar bersama Jenderal Soeharto. Mayjen Ahmadi kemudian menjadi ketua DPD Golkar DKI.

Pada 1980-an, sumber Liputan 6 SCTV bercerita, bermodal kecerdasan dan kemolekan tubuhnya, Non Saputri berhasil memperdaya banyak orang karena 'memaksa' Ahmadi memperkenalkan dirinya sebagai anak. Dari sini sepak terjang Bunda Putri dimulai. Dikenal sebagai anak jenderal, membuat jalan Bunda Putri makin terbuka dan ia menjalin kedekatan dengan partai politik. Di antaranya Partai Golkar, Demokrat, PKS, dan pejabat pemerintahan. Bahkan pada 2008, Bunda Putri turut andil memenangkan Ratu Atut Chosiyah sebagai gubernur wanita pertama di Indonesia. Ratu Atut kini menjabat Ketua DPP Partai Golkar bidang pemberdayaan perempuan. Kedekatan Bunda Putri dengan Jenderal Ahmadi bukanlah tanpa maksud. Dalam menjalankan bisnisnya, ternyata Bunda Putri kerap menjual nama besar jenderal bintang dua di masa Orde Baru ini.


Sumber: liputan6.com

Share this :

Previous
Next Post »

close
close