Puji Utomo, 22 tahun, mahasiswa asal Desa Bakawan Wetan, Juwana,
Pati, Jawa Tengah ini berhasil mengukir prestasi. Ia lulus dengan
predikat Cum Laude, meski di tengah keterbatasan ekonomi keluarganya. Orang tua Puji, Waso dan Rudiah hanya seorang pedagang ikan. Keduanya
memulai aktivitas berdagang ikan jelang tengah malam dan baru pulang
keesokan harinya. Aktivitas itu dijalani oleh orang tua Puji selama enam
tahun setelah berhenti sebagai penarik becak. "Dulu bapak itu tukang becak," ujar Puji yang lulus dari Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, seperti dikutip
dari ugm.ac.id, Senin, 9 Maret 2015.
Persoalan ekonomi selalu menjadi hambatan bagi keluarga Puji untuk
meniti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Puji mungkin salah satu
anak Waso dan Rudiah yang beruntung bisa menikmati bangku kuliah,
sementara enam saudaranya memilih bekerja atau menikah usai lulus SMA. Ia mengaku mengaku bisa berkuliah lantaran terpilih sebagai penerima
beasiswa Bidik Misi. Uang saku yang diterimanya setiap bulan selama
empat tahun sebesar Rp 600 ribu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari.
Bahkan, ia sempat menyisihkan sebagian uang sakunya untuk membantu usaha kedua orang tuanya yang sempat merugi. "Alhamdulillah, sekarang usaha bapak sudah lancar," katanya.
Meski demikian, Puji sempat merasakan sulitnya menjalani kuliah
lantaran tingkat kebutuhan semakin naik. Uang beasiswa itu tak lagi
cukup untuk memenuhi segala keperluannya. Tetapi, Puji tidak mau menyerah. Ia rela tidak lagi menyewa kamar
kost dan memilih tinggal dan menjadi pengurus sebuah masjid di kawasan
Pogung Utara, Sleman, Yogyakarta. Hal itu ternyata belum cukup. Puji terus berupaya agar tetap dapat
berkuliah tanpa harus mengandalkan uang orang tua, dengan menjadi
pengajar di lembaga bimbingan belajar, termasuk menjadi pengajar
anak-anak penyandang difference ability (difabel).
"Di kelas anak-anak difabel saya sempat mengajar selama dua bulan," ungkapnya. Keprihatinan itu berbuah mengagumkan. Puji meraih nilai 3,86. Nilai
Indeks Prestasi (IP) sangat tinggi bagi mahasiswa rumpun Ilmu Eksakta. Predikat Cum Laude pasti memudahkan setiap mahasiswa dalam mendapat
pekerjaan. Namun demikian, Puji tidak ingin menggunakan prestasinya
untuk mencari kerja, ia justru memilih pulang untuk membangun desa. "Saya ingin ikut gerakan sarjana pulang bangun desa," ungkapnya.
Sumber: dream.co.id
Monday, 9 March 2015
Raih Cum Laude, Anak Pedagang Ikan Ini Pilih Bangun Desa
Eko Sutrisno | Monday, 9 March 2015
Related Posts
Lewat Instagram, Jokowi Berikan 4 Tips Cegah Penularan Virus Corona Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat untuk tidak takut dengan wabah virus corona. Hal itu disampaikan Jok
Mau Dapat Penghasilan Selama PPKM? Ini 4 Rekomendasi Pekerjaan Sampingan!Pemerintah resmi memberlakukan PPKM Jawa-Bali sejak Sabtu (3/7/2021) lalu. Berkenaan dengan itu, beberapa daerah di pul
Begini Cara Membedakan Cacar Monyet dan Cacar AirWabah cacat monyet terdeteksi di sejumlah negara di luar Afrika Barat dan Tengah yang menjadi endemik penyakit ini. Sej
Pemkab Banyumas Resmi Tegakkan Aturan Tak Pakai Masker Denda Maksimal Rp 50 Ribu Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mulai menerapkan sanksi kepada masyarakat yang tidak mematuhi protokol k
No comments:
Post a Comment