Raih Cum Laude, Anak Pedagang Ikan Ini Pilih Bangun Desa

18.53.00
Puji Utomo, 22 tahun, mahasiswa asal Desa Bakawan Wetan, Juwana, Pati, Jawa Tengah ini berhasil mengukir prestasi. Ia lulus dengan predikat Cum Laude, meski di tengah keterbatasan ekonomi keluarganya. Orang tua Puji, Waso dan Rudiah hanya seorang pedagang ikan. Keduanya memulai aktivitas berdagang ikan jelang tengah malam dan baru pulang keesokan harinya. Aktivitas itu dijalani oleh orang tua Puji selama enam tahun setelah berhenti sebagai penarik becak. "Dulu bapak itu tukang becak," ujar Puji yang lulus dari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, seperti dikutip dari ugm.ac.id, Senin, 9 Maret 2015.


Persoalan ekonomi selalu menjadi hambatan bagi keluarga Puji untuk meniti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Puji mungkin salah satu anak Waso dan Rudiah yang beruntung bisa menikmati bangku kuliah, sementara enam saudaranya memilih bekerja atau menikah usai lulus SMA. Ia mengaku mengaku bisa berkuliah lantaran terpilih sebagai penerima beasiswa Bidik Misi. Uang saku yang diterimanya setiap bulan selama empat tahun sebesar Rp 600 ribu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Bahkan, ia sempat menyisihkan sebagian uang sakunya untuk membantu usaha kedua orang tuanya yang sempat merugi. "Alhamdulillah, sekarang usaha bapak sudah lancar," katanya.

Meski demikian, Puji sempat merasakan sulitnya menjalani kuliah lantaran tingkat kebutuhan semakin naik. Uang beasiswa itu tak lagi cukup untuk memenuhi segala keperluannya. Tetapi, Puji tidak mau menyerah. Ia rela tidak lagi menyewa kamar kost dan memilih tinggal dan menjadi pengurus sebuah masjid di kawasan Pogung Utara, Sleman, Yogyakarta. Hal itu ternyata belum cukup. Puji terus berupaya agar tetap dapat berkuliah tanpa harus mengandalkan uang orang tua, dengan menjadi pengajar di lembaga bimbingan belajar, termasuk menjadi pengajar anak-anak penyandang difference ability (difabel).

"Di kelas anak-anak difabel saya sempat mengajar selama dua bulan," ungkapnya. Keprihatinan itu berbuah mengagumkan. Puji meraih nilai 3,86. Nilai Indeks Prestasi (IP) sangat tinggi bagi mahasiswa rumpun Ilmu Eksakta. Predikat Cum Laude pasti memudahkan setiap mahasiswa dalam mendapat pekerjaan. Namun demikian, Puji tidak ingin menggunakan prestasinya untuk mencari kerja, ia justru memilih pulang untuk membangun desa. "Saya ingin ikut gerakan sarjana pulang bangun desa," ungkapnya.

Sumber:  dream.co.id

Share this :

Previous
Next Post »

close
close