Saat ini bekerja shift sepertinya sudah menjadi hal yang lumrah.
Banyak perusahaan yang memberlakukan sistem kerja semacam ini. Selama
ini bekerja shift banyak dikaitkan dengan masalah kesehatan dan waktu
tidur, serta sistem sirkadian tubuh yang menjadi tak stabil. Namun
baru-baru ini peneliti mengungkap bahwa bekerja shift tak hanya
mengganggu waktu tidur, melainkan juga bisa merusak fungsi otak.
Hasil
ini ditemukan peneliti setelah mengamati efek dari bekerja secara shift
dalam jangka waktu lama bagi para pekerja. Mereka menemukan bahwa efek
bekerja shift paling kuat terjadi setelah seseorang bekerja shift selama
10 tahun. Meski begitu, peneliti mengungkap bahwa efek buruk ini bisa
diatasi, meski untuk penyembuhan penuh diperlukan kia-kira lima tahun.
Penelitian
yang diterbitkan dalam jurnal Occupational & Environmental Medicine
ini menunjukkan bahwa bekerja shift bisa memberikan efek buruk untuk
kesehatan. Efek kerja shift hampir sama dengan jet lag yang akan
mempengaruhi ritme sirkadian tubuh atau jam alami internal tubuh,
seperti dilansir oleh Health Me Up (06/11).
Pergantian
ritme sirkadian ini diketahui terkait dengan banyak masalah kesehatan
seperti penyakit jantung, masalah reproduksi, dan beberapa jenis kanker.
Ritme ini juga berkaitan dengan produktivitas dan kinerja karyawan.
Penelitian
dilakukan oleh universitas Toulouse dan Swansea pada 3.000 orang yang
hidup di Prancis. Mereka melakukan tes ingatan dan kognitif pada
partisipan. Peneliti menemukan bahwa orang yang bekerja shift selama 10
tahun mengalami penurunan kemampuan kognitif dibandingkan dengan orang
yang tidak melakukan kerja shift.
Selain itu penelitian juga
menunjukkan bahwa orang yang bekerja shift malam seringkali kekurangan
vitamin D karena tak pernah terpapar sinar matahari. Beberapa penelitian
mengungkap bahwa kekurangan vitamin D juga berkaitan dengan penurunan
fungsi otak.
Friday, 7 November 2014
Awas, Bekerja Shift Ternyata Merusak Fungsi Otak !
Eko Sutrisno | Friday, 7 November 2014
No comments:
Post a Comment