Rancangan Undang-undang Pemilihan Umum Kepala Daerah (RUU Pilkada) saat
ini tengah dibahas Kementerian Dalam Negeri dan DPR. Mayoritas fraksi
dari kubu Prabowo Subianto memilih Pilkada melalui persetujuan DPRD tanpa adanya pemilihan langsung alias tak melibatkan rakyat.
Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)
tidak setuju Pilkada lewat DPRD, atau Pilkada tak langsung. Alasannya,
sistem Demokrasi di Indonesia akan kembali mundur ke masa pemerintahan
yang lalu.
"Ya mundur dong. Kalau pilihan rakyat, yang nggak
punya duit bisa menang," kata Jokowi usai acara Kongres Pergerakan Desa
2014, di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Sabtu (6/9).
Jokowi
berjanji jika sudah dilantik sebagai presiden bakal memperjuangkan
pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung oleh masyarakat.
"Ya iya dong. Jelas dipilih oleh rakyat, kok kembali lagi ke yang dulu," jelasnya.
Sebelumnya,
Panja RUU Pilkada saat ini sedang digodok oleh DPR. Ada tiga opsi yang
ditawarkan dan menjadi pro dan kontra antar fraksi di DPR.
Opsi
pertama, pasangan Gubernur, Walikota, dan Bupati dipilih langsung
seperti sekarang. Dalam opsi ini didukung oleh PDIP, Hanura, PKB dan
pemerintah.
Opsi kedua, pasangan Gubernur, Walikota, dan Bupati
dipilih oleh DPRD didukung oleh Demokrat, Golkar, PAN, PPP, PKS dan
Gerindra.
Opsi ketiga, Gubernur dipilih langsung, namun Bupati, wali kota dipilih DPRD yang hanya didukung oleh DPD.
Sumber: merdeka.com
Sunday, 7 September 2014
Jokowi: Kalau Pilkada Langsung, yang Tak Punya Duit Bisa Menang
Eko Sutrisno | Sunday, 7 September 2014
No comments:
Post a Comment