Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan korban lumpur Lapindo
di Sidoarjo, Jawa Timur, kemarin bersamaan dengan peringatan delapan
tahun peristiwa tersebut. Jokowi meneken kontrak politik demi
penyelesaian kasus Lapindo. Pengamat politik dari Universitas
Indonesia (UI) Boni Hargens berpendapat, kedatangan Jokowi ke Sidoarjo
berjumpa dengan korban merupakan langkah positif. Terutama dalam rangka
mendengarkan langsung aspirasi dari para korban. "Sehingga jika
terpilih sebagai presiden, Jokowi mampu memfasilitasi penyelesaian
ganti-rugi bagi korban Lumpur Lapindo, dengan cara meminta
pertanggungjawaban dari PT Minarak Lapindo Jaya yang merupakan anak
perusahaan PT Lapindo Brantas," kata Boni saat dihubungi, Jumat (30/5).
Menurut Boni, tragedi lumpur Lapindo masih menyisakan luka dan derita yang amat mendalam bagi warga yang terkena dampak bencana.
Boni
yang juga Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) itu menambahkan,
pertemuan Jokowi dengan korban lumpur Lapindo membuktikan bahwa korban
lumpur Lapindo memandang Jokowi sebagai pemimpin yang merakyat dan
memberikan harapan bagi penyelesaian masalah pelunasan ganti rugi secara
tuntas. Kemudian, Boni menegaskan, pasangan Prabowo-Hatta
diprediksi tidak akan berani melakukan safari politik ke daerah bencana
lumpur Lapindo.
"Pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta diduga
kuat tidak akan mau berjumpa dengan korban Lumpur Lapindo dan tidak
mempunyai iktikad baik untuk membela hak-hak korban. Karena mereka
terikat dan terkait dengan kepentingan politik salah satu partai koalisi
yang mendukung Prabowo-Hatta," jelas Boni. "Faktanya, dalam
koalisi pasangan Prabowo-Hatta terdapat Aburizal Bakrie sebagai ketua
umum Golkar sekaligus sebagai pemilik PT Minarak Lapindo Jaya,"
tutupnya.
Sumber: merdeka.com
Friday, 30 May 2014
Didukung Ical, Prabowo Tak Akan Temui Korban Lumpur Lapindo
Eko Sutrisno | Friday, 30 May 2014
No comments:
Post a Comment