Aksi peretasan dan pemasangan 'ranjau' di internet di tahun 2014
ini semakin menjadi. Bahkan target operasi para cybercriminal itu sudah
mulai bergeser ke arah yang berurusan dengan bisnis. Menurut
catatan RiskIQ Inc, sebuah perusahaan keamanan cyber menjelaskan bahwa
memang ada beberapa hacker dan cybercriminal lain yang masih menggarap
segmen sama yaitu penyerangan dan menyebarkan malware secara random di
situs apapun.
Akan tetapi, tren mulai berubah karena tidak
sedikit dari serangan dan aksi para cybercriminal tersebut mulai
merambah sisi iklan yang dipasang oleh para pebisnis di internet. Dikutip
dari WSJ (31/01), rata-rata iklan yang dipasang di internet telah
disusupi oleh malware buatan para cybercriminal. Tidak hanya itu, ada
pula malware yang sengaja didesain untuk menyaru sebagai sebuah iklan
dan dapat menjaring banyak korban ketika mereka meng-kliknya.
Sebelumnya,
tidak ada yang menyangka bahwa sisi periklanan akan terbebas dari aksi
para hacker jahat dan cybercriminal karena dirasa tidak menguntungkan,
namun sekarang ini pemikiran itu sepertinya harus berubah. Dalam
catatan RiskIQ Inc, di tahun 2013 saja, ada setidaknya 284 ribu iklan
yang berbahaya beredar di internet. meningkat pesat dibandingkan tahun
2012 (205 ribu) dan tahun 2011 (70 ribu).
Rata-rata desain dari
iklan 'beracun' itu dalam bentuk pop-up yang akan muncul secara
langsung. Ketika pengguna internet dengan sengaja atau tidak sengaja
meng-klik tombol OK, maka malware yang dibuat akan terunduh secara
otomatis. Sampai sekarang ini, model serangan seperti itu sudah
menyebar dan digunakan oleh banyak pencipta malware di seluruh dunia.
Belum diketahui secara pasti berapa korban yang sudah jatuh.
Sumber: merdeka.com
No comments:
Post a Comment