Bagi orang Solo, sosok Jokowi yang sekarang sedang di gadang-gadang
menjadi RI 1 adalah figur kebanggaan. Jokowi haters menuding para Jokowi
lovers tidak obyektif dalam membela Jokowi. Tidak seperti politikus
yang lain, Jokowi tidak pernah menggumbar komentar. Bahkan kata
'blusukanu' pun bukan dari dia, tapi dari para pengamat. Kalau boleh itu
disebut kelemahan, mungkin itu kelemahan Jokowi yang harus di perbaiki.
Dari sisi konsep dan visi harus lebih dibagikan ke masyarakat supaya
para pendukung dan kontra pendukung dapat lebih obyektif dalam menilai.
Dalam
perjalanan mengamati kinerja Jokowi, tanpa disengaja, dalam aktifitas
saya sehari-hari saya dibuat terperangah dengan beberapa fakta lapangan
yang ditemukan. Fakta yang muncul karena keterangan orang-orang yang
secara langsung maupun tidak langsung bersinggungan dengan Jokowi,
sehingga menjadi observer kinerja Jokowi yang terobyektif. Yang pertama
adalah seorang PNS di Pemkot Solo, kedua seorang pengusaha toko listrik
yang kerap berhubungan dengan balaikota, ketiga seorang istri pemuka
agama, dan keempat adalah seorang mantan petinggi kejaksaan.
Kata
PNS Pemkot Solo, "Pak Jokowi selalu periksa sendiri lembar demi lembar
semua anggaran yang mau ditanda tangan. Bahkan kadang sampai malam,
masih diperiksa satu-satu" Kata pengusaha toko listrik, "Ketika
masa pak Joko, kita mau kasih tanda terima kasih kepada orang dalam yang
ikut membantu proyek listrik balaikota di tolak. Biarpun itu bukan
sebuah suap" Kata seorang istri pemuka agama, "pak Joko itu
biarpun sudah terkenal, ketika di telpon suami saya selalu diterima
langsung dan berkata 'wonten dawuh menopo pak' artinya ada hal penting
apa pak?"
Kata seorang petinggi kejaksaan, "Pak Jokowi itu selalu
konsultasi dengan kejari, bergerak lebih banyak di preventif action
bersama-sama. Tidak hanya reaktif"
Kata-kata di atas bukan hasil
rekaman audio, tapi rekaman otak saya seingatnya. Itulah Jokowi yang
sebenarnya, pengakuan demi pengakuan orang-orang yang jelas bukan
sekedar pasukan nasi bungkus, buzzer, bahkan relawan. Mereka adalah
orang-orang yang tersentuh kerja Jokowi. Ungkapan hati mereka menggambar
wajah Jokowi yang sebenarnya. Kekuatan sebuah aksi yang mampu menarik
simpati masyarakat Solo, Jakarta, dan sekarang Indonesia.
Action
first, Explain later!Suka atau tidak suka dengan filosofi kerja Jokowi
itu, tapi masyarakat yang sudah muak dengan segala konsep tanpa aksi
yang jelas telah jatuh cinta dengan filosofi tersebut. Dengan public
relation yang lebih baik dimana sambil terus beraksi, konsep-konsep dan
visi Jokowi bisa mulai di impartasikan ke masyarakat lebih luas. Disini
Ring1 Jokowi berperan untuk membungkus dengan kertas kado yang terbaik,
karena Jokowi sendiri sudah membuktikan dia adalah kado reformasi untuk
Indonesia.
Sumber: merdeka.com
No comments:
Post a Comment