Setelah Eksekusi, Keluarga Rani Tetap Bungkam

16.07.00
Tak banyak keterangan yang bisa didapat dari keluarga terpidana mati Rani Andriani alias Melisa Aprilia. Pihak keluarga menutup diri dan tidak berkomentar ketika wartawan mencoba meminta konfirmasi. Bahkan, pasca-prosesi pemakaman Rani, pihak keluarga tetap bungkam.  "Maaf sebelumnya, saya tidak bisa berkomentar soal anak saya," kata Andi Sukandi, ayah dari Rani Andriani.

Adik Rani, Popi, juga berkomentar hal yang sama. "Maaf, bapak mau istirahat, sudah capek," singkat Popi usai menghadiri pemakaman sang kakak, Minggu (18/01/2015).  Peti jenazah Rani tiba di kampung halamannya di Cianjur sekitar pukul 11.00 WIB menggunakan mobil ambulans. Jenazah Rani pun kemudian dishalatkan terlebih dahulu, sebelum dibawa ke pemakaman. Hanya sang ayah yang setia menemani jasad Rani selama perjalanan dari LP Nusakambangan menuju Cianjur. Sang adik, Popi, yang sebelumnya juga ikut ke Nusakambangan, pulang terlebih dahulu dan tiba di Cianjur subuh tadi.

Sebelum dieksekusi mati, dalam pesan terakhirnya, Rani ingin jasadnya dikubur di samping makam ibunya yang terletak di Kampung Ciranjang, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Permintaan terakhirnya itu pun dipenuhi.

Rani Andriani alias Melisa Aprilia adalah satu dari enam terpidana mati yang dieksekusi pada Minggu (18/01/2015) dini hari. Ia divonis hukuman mati oleh Pengadilan Tinggi Tangerang pada tahun 2000 atas kasus penyelundupan heroin seberat 3,5 kilogram.

Sumber: kompas.com

Share this :

Previous
Next Post »

close
close