Tak banyak keterangan yang bisa didapat dari
keluarga terpidana mati Rani Andriani alias Melisa Aprilia. Pihak
keluarga menutup diri dan tidak berkomentar ketika wartawan mencoba
meminta konfirmasi. Bahkan, pasca-prosesi pemakaman Rani, pihak keluarga
tetap bungkam. "Maaf sebelumnya, saya tidak bisa berkomentar soal anak saya," kata Andi Sukandi, ayah dari Rani Andriani.
Adik
Rani, Popi, juga berkomentar hal yang sama. "Maaf, bapak mau istirahat,
sudah capek," singkat Popi usai menghadiri pemakaman sang kakak, Minggu
(18/01/2015). Peti jenazah Rani tiba di kampung halamannya di
Cianjur sekitar pukul 11.00 WIB menggunakan mobil ambulans. Jenazah Rani
pun kemudian dishalatkan terlebih dahulu, sebelum dibawa ke pemakaman.
Hanya sang ayah yang setia menemani jasad Rani selama perjalanan dari LP
Nusakambangan menuju Cianjur. Sang adik, Popi, yang sebelumnya juga
ikut ke Nusakambangan, pulang terlebih dahulu dan tiba di Cianjur subuh
tadi.
Sebelum dieksekusi mati, dalam pesan terakhirnya, Rani
ingin jasadnya dikubur di samping makam ibunya yang terletak di Kampung
Ciranjang, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.
Permintaan terakhirnya itu pun dipenuhi.
Rani Andriani alias
Melisa Aprilia adalah satu dari enam terpidana mati yang dieksekusi pada
Minggu (18/01/2015) dini hari. Ia divonis hukuman mati oleh Pengadilan
Tinggi Tangerang pada tahun 2000 atas kasus penyelundupan heroin seberat
3,5 kilogram.
Sumber: kompas.com
No comments:
Post a Comment