Malam itu, Otoy si maling kelas teri bersiap untuk kembali beraksi di
tengah kegelapan malam. Dengan seragam serba hitam dan tas kain besar
yang juga berwarna hitam, si Otoy segera meninggalkan sarangnya. Mobil
butut hitam khusus untuk aksi jahat si Otoy pun melaju menembus
kegelapan malam. Sudah beberapa minggu terakhir si Otoy mengawasi sebuah
rumah yang cukup terisolasi yang konon ditinggali seorang gila yang
kaya.
Walaupun rumah si target tidak tampak megah luar biasa, namun
berdasarkan hasil pengamatan si Otoy sang target memiliki banyak barang
elektronik berharga. Si Otoy pun sudah mengklaim TV layar datar dan DVD
player sang target sebagai tujuan perburuannya malam ini. Maklum, hasil
usaha Otoy yang belum seberapa tidak membuat Otoy mampu membeli TV dan
DVD player yang selama ini diidam-idamkannya. Setelah memarkirkan mobil bututnya tidak jauh dari rumah sang target,
Otoy mengendap-endap penuh perasaan menuju jendela ruang keluarga si
gila, dimana barang incaran berada. Mengintip melalui celah-celah
gorden, Otoy melihat situasi sudah aman. Ia pun segera mencongkel daun
jendela dengan penuh semangat. Berhasil membuka jendela, Otoy langsung
meloncat masuk ke rumah dan menghampiri barang incarannya. Tak lama TV
dan DVD player sudah masuk ke dalam tas hitam si Otoy.
Tanpa disadari Otoy, si gila pemilik rumah sangat sensitif dan segera
menyadari ada yang tidak beres di ruang keluarga tepat di sebelah kamar
tidurnya. Si gila pun segera bangkit dari tempat tidurnya dan
mengendap-endap menuju pintu kamarnya.
“Kriiieeeet….” Suara pintu kamar si Gila berderik.
Si Gila pun melihat orang asing sedang mengepak TV dan DVD player
miliknya ke dalam sebuah tas hitam besar. Ia pun berteriak, “Hei!”
Si Otoy yang terkaget-kaget langsung meloncat keluar jendela sambil
menggondol tas hitamnya yang sekarang berbobot lumayan. Ia melihat ke
belakang dan menyadari si gila mengejarnya dengan dua benda hitam
panjang seperti stik. Saking takutnya, Si Otoy malah berlari ke arah
yang berlawanan dari tempat parkir mobilnya.
Setelah dua jam berlari tak tentu arah sambil terus diteriaki si
Gila, “Hei! Hei! Tunggu!” Si Otoy pun mulai patah arang. Karena
kelelahan yang amat sangat, ia pun berhenti berlari dan terpikir untuk
menyerah dan minta ampun sambil merutuki nasibnya yang sial malam itu.
“Ampun Pak… Saya salah Pak,” ucap si Otoy berulang-ulang sambil berlutut dan menutup kedua matanya.
“Sudah tidak apa-apa,” balas si Gila menenangkan sambil memberikan
dua stik hitam pada si Otoy. “Saya cuma mau ngasih ini. Masa kamu mau
pergi tanpa bawa remote TV dan DVD-nya…”
Saturday, 31 May 2014
Kalau Si Gila Kemalingan
Eko Sutrisno | Saturday, 31 May 2014
Related Posts
Wanita Seksi Ini Bikin Pesta Pengangkatan Payudara Entah apa yang ada di dalam pikiran wanita seksi bernama Calire Hermet ini. Ia mengadakan pesta meriah sebelum oper
Perempuan ini Jadi 'Tukang Peluk' Bergaji Rp 856 Juta Sebagai manusia, salah satu yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari adalah sentuhan fisik, seperti pelukan. P
Pemandian Air Panas Setiap pagi Yono biasa menyeduh kopi hangat di dapur dan menyajikannya di meja ruang tamu sebagai minuman paginya. T
Berkat Photoshop, Para Selebriti Berbody Sexy ini Jadi Gembrot Banyak selebriti cantik di dunia yang jadi pujaan para pria. Ada yang terkenal karena wajah cantiknya, tapi kebanyak
No comments:
Post a Comment