Seorang perempuan yang berasal dari Takengon ikut terjaring polisi
syariat di Aceh dalam razia dini hari, Sabtu (29/3) sekira pukul 00.30
di Tower Coffe Banda Aceh. Wanita berinisial MI sempat menangis di pelukan Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal. Pecah
isak tangis itu karena Illiza mencoba menasihati dan berbicara hati ke
hati saat tiba di Kantor polisi syariat Banda Aceh. Menurut pengakuan MI
di hadapan Illiza, dia terjun ke dunia wanita malam bukan kehendak dirinya sendiri, akan tetapi ia ingin mencari kesenangan di luar setelah kedua orang tuanya mengusirnya dari rumah.
"Saya rindu orangtua, saya butuh kasih sayang dari orangtua dan itu tidak saya dapatkan, makanya saya berbuat ini," kata MI di hadapan Illiza. Sembari
bercerita, isak tangis MI tidak dapat dibendung. MI bahkan sempat
menangis memecahkan kesunyian dini hari di kantor Satpol PP-WH Banda
Aceh. MI juga mengatakan, dirinya terjun ke dunia hitam ini
bukan semata-mata karena kebutuhan uang. Akan tetapi murni ingin
mencari kesenangan setelah dia diusir dan dimarahi sama kedua
orangtuanya. Bahkan dia berulang kali menyebutkan butuh kasih sayang
dari orangtua, dia rindu akan kasih sayang kedua orangtuanya.
Sementara
itu, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal yang mencoba
berbicara hati ke hati juga ikut terharu apa yang di hadapi oleh MI.
Kendati demikian, Iliiza memberikan nasihat pada 11 wanita dan MI
perbuatan mereka itu salah dan melanggar syariat Islam. "Saya
sempat bicara hati ke hati dan ketika saya mulai mencoba bicara dengan
menyentuh hati mereka, mungkin dia punya kesadaran atas perbuatannya,"
kata Illiza pada merdeka.com.
Illiza membenarkan bahwa MI terjun
ke dunia hitam ini karena butuh kasih sayang setelah ia terjadi tindak
kekerasan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Meskipun Illiza
menyesalkan sikap egois kedua orang tuanya dengan membiarkan anaknya
terjun ke dunia hitam seperti sekarang. "Semoga tangisan dia itu
bisa memperbaiki hubungan dengan Allah, menyesali perbuatannya, dan saya
yakin Allah akan memperbaiki hubungan dengan orangtua, meskipun dia
pernah bermasalah dengan orangtua," terangnya.
Lanjutnya, ini
membutuhkan penanganan yang intensif, baik psikolog, ulama, pemerintah
provinsi, harus ada penanganan khusus, dan kita akan mencoba berpikir
agar mereka bisa keluar dari pekerjaan wanita malam. Meskipun ada di
antara mereka yang non muslim, tapi saya yakin semua agama pasti
melarang hal-hal yang buruk," tutupnya.
Sumber: merdeka.com
Thursday, 10 April 2014
Kisah Haru Wanita Aceh Terjun Jadi PSK Karena Broken Home
Eko Sutrisno | Thursday, 10 April 2014
No comments:
Post a Comment