Yayasan DNS Nawala mengungkapkan internet service provider (ISP)
sering mengkoneksikan perangkat PC milik pengguna internet ke DNS milik
mereka meskipun pengguna sudah menyettingnya ke DNS Nawala. Akibatnya, sejumlah situs yang seharusnya ditutup Nawala ternyata
bisa dibuka. Sebaliknya, situs-situs yang masuk kategori positif malah
terblokir. "Cek dulu. Biasanya ISP yang redirect DNS. Jadi walaupun kita setting
pakai Nawala atau Google tetap dipaksa ke DNS ISP dan itu bermasalah.
Pelanggan tidak tahu langsung saja nyalahin nawala," ujar Muhammad
Salahudien, konsultan Yayasan Nawala, Selasa (25/2).
Menurut dia, untuk mengetahui sedang pakai Nawala atau tidak cukup browsing ke http://test.nawala.org.
"Saya cek beberapa kali Speedy Telkom me-redirect akses ke Nawala,
biasanya ke DNS filtering Telkom yang sering bermasalah," kata
Salahudien yang akrab disapa Didin. Namun, Didin menuturkan pengguna bisa melaporkan apabila ternyata
Nawala salah dalam memblokir situs, dan akan dicek dulu semua laporan
untuk memastikan tidak ada persoalan di sisi Nawala walaupun sebenarnya
uptime service sangat tinggi. "Yang belakangan sering terjadi juga adalah ISP yang me-redirect DNA
access sengaja mengarahkan landing page ke halaman Nawala sehingga
seolah blokir dilakukan nawala padahal bukan. Ketika terjadi kesalahan
penapisan atau database tidak akurat, lagi-lagi Nawala yang disalahkan,"
ujarnya.
Bila itu terjadi, pengguna sebaiknya complain ke ISP atau operator
seluler karena memang belum ada operator seluler yang menggunakan
Nawala. Didin menuturkan Nawala itu layanan pasif yang artinya kesadaran di
pihak pengguna sendiri yang akan memutuskan menggunakan atau tidak. Atau
pihak ISP/operator atau administrator jaringan yang 'memaksa' redirect
akses DNS user-nya ke Nawala. Dan hampir selalu masalahnya di situ entah router redirectornya lagi
masalah atau dibelokkan ke layanan filtering lain, sementara landing
page keblokirnya masih tetap diarahkan ke Nawala atau dibuat mirip
sehingga ini mengakibatkan pengguna yang tidak puas komplain kepada
Nawala. "Sebagai layanan pasif tak seharusnya nawala melayani komplain users
yang sangat menguras sumber daya yang sesungguhnya terbatas dan dibiayai
oleh donasi sukarela. Seharusnya itu menjadi tanggung jawab ISP atau
operator karena pelanggan membayar ke mereka. Adalah suatu kesengajaan
yang tidak etis atau kenakalan menghindari kewajiban itu dan
melemparkannya ke Nawala," tegasnya.
Sumber: merdeka.com
Tuesday, 25 February 2014
Situs Terblokir, Jangan Buru-Buru Salahkan Nawala
Eko Sutrisno | Tuesday, 25 February 2014
No comments:
Post a Comment