Situs Terblokir, Jangan Buru-Buru Salahkan Nawala

14.55.00
Yayasan DNS Nawala mengungkapkan internet service provider (ISP) sering mengkoneksikan perangkat PC milik pengguna internet ke DNS milik mereka meskipun pengguna sudah menyettingnya ke DNS Nawala. Akibatnya, sejumlah situs yang seharusnya ditutup Nawala ternyata bisa dibuka. Sebaliknya, situs-situs yang masuk kategori positif malah terblokir. "Cek dulu. Biasanya ISP yang redirect DNS. Jadi walaupun kita setting pakai Nawala atau Google tetap dipaksa ke DNS ISP dan itu bermasalah. Pelanggan tidak tahu langsung saja nyalahin nawala," ujar Muhammad Salahudien, konsultan Yayasan Nawala, Selasa (25/2).


Menurut dia, untuk mengetahui sedang pakai Nawala atau tidak cukup browsing ke http://test.nawala.org.
"Saya cek beberapa kali Speedy Telkom me-redirect akses ke Nawala, biasanya ke DNS filtering Telkom yang sering bermasalah," kata Salahudien yang akrab disapa Didin. Namun, Didin menuturkan pengguna bisa melaporkan apabila ternyata Nawala salah dalam memblokir situs, dan akan dicek dulu semua laporan untuk memastikan tidak ada persoalan di sisi Nawala walaupun sebenarnya uptime service sangat tinggi. "Yang belakangan sering terjadi juga adalah ISP yang me-redirect DNA access sengaja mengarahkan landing page ke halaman Nawala sehingga seolah blokir dilakukan nawala padahal bukan. Ketika terjadi kesalahan penapisan atau database tidak akurat, lagi-lagi Nawala yang disalahkan," ujarnya.

Bila itu terjadi, pengguna sebaiknya complain ke ISP atau operator seluler karena memang belum ada operator seluler yang menggunakan Nawala. Didin menuturkan Nawala itu layanan pasif yang artinya kesadaran di pihak pengguna sendiri yang akan memutuskan menggunakan atau tidak. Atau pihak ISP/operator atau administrator jaringan yang 'memaksa' redirect akses DNS user-nya ke Nawala. Dan hampir selalu masalahnya di situ entah router redirectornya lagi masalah atau dibelokkan ke layanan filtering lain, sementara landing page keblokirnya masih tetap diarahkan ke Nawala atau dibuat mirip sehingga ini mengakibatkan pengguna yang tidak puas komplain kepada Nawala. "Sebagai layanan pasif tak seharusnya nawala melayani komplain users yang sangat menguras sumber daya yang sesungguhnya terbatas dan dibiayai oleh donasi sukarela. Seharusnya itu menjadi tanggung jawab ISP atau operator karena pelanggan membayar ke mereka. Adalah suatu kesengajaan yang tidak etis atau kenakalan menghindari kewajiban itu dan melemparkannya ke Nawala," tegasnya.

Sumber: merdeka.com

Share this :

Previous
Next Post »

close
close