Menurut dia, untuk mengetahui sedang pakai Nawala atau tidak cukup browsing ke http://test.nawala.org.
"Saya cek beberapa kali Speedy Telkom me-redirect akses ke Nawala, biasanya ke DNS filtering Telkom yang sering bermasalah," kata Salahudien yang akrab disapa Didin. Namun, Didin menuturkan pengguna bisa melaporkan apabila ternyata Nawala salah dalam memblokir situs, dan akan dicek dulu semua laporan untuk memastikan tidak ada persoalan di sisi Nawala walaupun sebenarnya uptime service sangat tinggi. "Yang belakangan sering terjadi juga adalah ISP yang me-redirect DNA access sengaja mengarahkan landing page ke halaman Nawala sehingga seolah blokir dilakukan nawala padahal bukan. Ketika terjadi kesalahan penapisan atau database tidak akurat, lagi-lagi Nawala yang disalahkan," ujarnya.
Bila itu terjadi, pengguna sebaiknya complain ke ISP atau operator seluler karena memang belum ada operator seluler yang menggunakan Nawala. Didin menuturkan Nawala itu layanan pasif yang artinya kesadaran di pihak pengguna sendiri yang akan memutuskan menggunakan atau tidak. Atau pihak ISP/operator atau administrator jaringan yang 'memaksa' redirect akses DNS user-nya ke Nawala. Dan hampir selalu masalahnya di situ entah router redirectornya lagi masalah atau dibelokkan ke layanan filtering lain, sementara landing page keblokirnya masih tetap diarahkan ke Nawala atau dibuat mirip sehingga ini mengakibatkan pengguna yang tidak puas komplain kepada Nawala. "Sebagai layanan pasif tak seharusnya nawala melayani komplain users yang sangat menguras sumber daya yang sesungguhnya terbatas dan dibiayai oleh donasi sukarela. Seharusnya itu menjadi tanggung jawab ISP atau operator karena pelanggan membayar ke mereka. Adalah suatu kesengajaan yang tidak etis atau kenakalan menghindari kewajiban itu dan melemparkannya ke Nawala," tegasnya.
Sumber: merdeka.com