--> Kisah Nyata: Putus Cinta atau Keperawanan Hilang di Hari Valentine | EkoDoc

Blog Tentang Berita, Tips Trik, K-pop, Agama Kristen

Thursday, 13 February 2014

Kisah Nyata: Putus Cinta atau Keperawanan Hilang di Hari Valentine

| Thursday, 13 February 2014
Pacaran pertama ketika saya kuliah pada semester ketiga, buka karena  laki-laki tidak mau  dengan saya. Bukan juga karena orang tua saya melarangnya tetapi karena keinginan saya sendiri. Saya  ingin sekolah yang serius. Kalaupun pacaran saya hanya ingin merasakanya sekali seumur hidup dan dia yang menjadi suami saya kelak. Walau kenyataan berkata lain, saya menemukan kekasih yang lain dan menjadi pendamping hidup yang benar-benar menerima saya apa adanya. Bisa dikatakan saya tak punya banyak pengalaman bagaimana caranya merayakann hari valentin dengan pacar. Karena hari di tanggal 14 Februari adalah  hari yang sama dan tidak menjadi spesial buat saya. Mendengar cerita seorang sahabat yang memiliki kekasih ia  berkata bahwa saat hari valentin pacarnya memintanya untuk mau berhubungan intim denganya. Alasanya adalah jika teman saya itu benar-benar sayang dan mencintainnya maka ia harus membuktikannya dengan mau menyerahkan keperawanannya. Ancaman yang aneh menurut saya, beruntung teman saya lebih rela putus hubungan  daripada harus menyerahkan keperawanan padanya.


Lain lagi saat saya sudah bekerja disalah satu perusaahaan, kebetulan saya kost didekat tempat kerja saya. Karena saya tidak berani tidur sendiri maka saya meminta putri  ibu kost untuk mau menemani saya tidur. Putri ibu kost itu baru saja lulus SMU dan ia tidak melanjutkan sekolahnya. Kebetulan ia juga bekerja di perusahaan tempat saya bekerja, setiap malam kami sering bercerita. Karena ia merasa dekat maka ia banyak bercerita masalah pribadinya dan saya menganggapnya sebagai adik saya karena usianya yang masih muda. Terlalu terbuka ia bercerita pada saya sampai ia mengaku bahwa ia pernah melakukan hubungan intim dihari valentin bersama pacarnya. Bukan main terkejutnya saya, saya hanya bisa memberi nasehat padanya untuk tidak melakukanya lagi sebelum ia benar-benar menikah dengan pasanganya. “Saya sempat bertanya kenapa  mau  melakukanya?”, jawabanya sungguh buat saya miris. “Saya kan cinta banget mbak dengan dia, saya takut dia tinggalkan”. katanya. ”Kamu tidak takut hamil?” tanya saya lagi. “gak mikir sampai kesitu mbak.” ucapnya

Ingat kasus teman dan putri ibu kost saya dahulu saya  jadi mikir, dulu saja ada laki-laki yang mau meminta keperawanan pacarnya duh apalagi sekarang. Membayangkannya saya jadi ngeri sendiri, saya jadi ingat bagaimana warnet-warnet, tempat rekreasi serta taman kota dijadikan tempat mesum bagi anak muda yang memiliki pacar. Apakah di hari valentin dimanfaatkan untuk anak-anak muda dan remaja untuk meminta pasanganya membuktikan cinta mereka dengan mau menyerahkan keperawanan pasanganya. Terlalu mudahnya anak-anak muda mengakses film-film porno di internet mungkin itu adalah salah satu yang mendorong prilaku remaja putra dan putri di tanah air berlaku seperti itu. Jika hal ini terjadi apa yang telah terjadi dengan kita para orangtua, salah kah kita mendidik putra-putri kita atau salahkan pergaulan dan lingkungan mereka. Peran orangtua dan anak  kedua-duanya berpengaruh pada prilaku anak-anak kita. Terlalu sibuk orang tua bekerja membuat tak punya waktu untuk memperhatikan pubersitas anak, akibatnya anak mencari tahu sendiri tanpa bimbingan orang tua. Setelah mereka tahu diam-diam mereka ingin mencobanya karena sifat remaja yang selalu ingin tahu. Sementara itu jika orangtuanya memiliki waktu, anak-anak kesulitan untuk berkomunikasi karena tidak adanya kedekatan emosional antara orangtua dan anaknya. Bisa dibayangkan jika ada masalah dengan anak mereka inginnya menyelesaikan sendiri.  Sementara “Keperawanan” bukan lagi hal yang sakral yang harus dijaga sampai mereka menikah nantinya. 

Semoga anak-anak remaja kita di Indonesia mau mengatakan “tidak untuk berhubungan seks pranikah”.  Tidak ada satu orangpun yang bisa memaksa mereka untuk mau berhubungan seks. Jika pacar berkata bahwa “kalau kamu cinta maka kamu mau melakukannya untuk ku” sebaiknya jawablah kembali dengan perkataan ” Jika kamu benar mencintaiku maka kamu mau menunggu” . Katakan itu pada pacar  karena seks bukanlah satu-satunya yang bisa membuktikan bahwa kita benar sayang dan cinta dengan pasangan. Jangan biarkan ia mampu mempengaruhimu,  jika kamu benar-benar berkata “Tidak untuk berhubungan seks pranikah” yakinlah dihari valentine bukanlah hari yang membuatmu suram kelak.

Sumber: kompasiana.com

Related Posts

No comments:

Post a Comment