Siapa yang tahu kue keranjang? Kue yang terbuat dari tepung ketan dan
gula merah ini merupakan makanan yang wajib ada setiap perayaan tahun
baru China atau Imlek. Tanpa kue keranjang, rasanya Imlek kurang
lengkap. Konon, kue keranjang atau disebut juga Nian Gao ini disebut-sebut
sebagai makanan yang dihidangkan untuk Dewa Tungku. Masyarakat Tionghoa
percaya bahwa setiap tahu baru, Dewa Tungku akan kembali ke surga untuk
melaporkan perbuatan manusia. Agar Dewa Tungku merasa senang dan tidak
melaporkan hal-hal yang buruk terhadap raja Surga, masyarakat memberikan
persembahan berupa kue keranjang.
Seperti dilansir oleh Chinatownology, kata Nian Gao sendiri
memiliki legenda yang panjang. Kata Nian berasal dari nama monster yang
tinggal di dekat pedesaan. Monster Nian ini seringkali memangsa
hewan-hewan hutan. Namun karena pada musim dingin semua hewan
tidur, monster Nian mulai mencari makanan lain. Pergilah dia ke sebuah
pemukiman warga untuk mencari makan. Hal ini diketahui oleh salah satu
warga yang bernama Gao.
Khawatir monster Nian akan memangsa penduduk desa, Gao pun membuat
makanan dari tepung ketan dan menaruhnya di depan rumah warga. Ketika
monster Nian datang bermaksud memangsa warga, dia akhirnya memakan kue
yang dibuat Gao. Setelah kenyang, Nian pun kembali ke sarangnya.
Akhirnya kue tersebut bisa menyelamatkan nyawa warga desa. Untuk
merayakan keselamatan mereka, warga pun membuat kue ini setiap tahun
baru dan menamakannya kue Nian Gao. Nian Gao sendiri dalam bahasa China berarti kemakmuran. Sehingga
setiap tahun baru dengan menyediakan kue keranjang, mereka berharap bisa
mendapatkan kemakmuran.
Kue keranjang berbentuk bulat serta memiliki rasa yang legit dan
manis. Biasanya kue ini akan disajikan dengan cara ditumpuk mengerucut
ke atas. Di bagian atas kue keranjang pun seringkali dihias dengan huruf
China yang melambangkan kemakmuran. Membuat kue keranjang bukan perkara mudah, karena api yang digunakan
harus stabil. Hal ini sesuai dengan penuturan Andi, salah satu warga
keturunan Tionghoa asal Kalimantan.
"Biasanya kue keranjang dimasak di api besar. Apinya harus stabil,
kalau tidak nanti gosong. Misalkan kalau apinya terlalu besar," ungkap
Andi Cara mengonsumsi kue keranjang pun bermacam-macam. Anda bisa
mengukusnya terlebih dahulu, kemudian menyajikannya dengan parutan
kelapa, atau langsung dipotong-potong dan dihidangkan dengan santan.
Cara ini dilakukan agar kue keranjang tak terasa keras saat dimakan.
Thursday, 30 January 2014
Membahas Tentang Kue Keranjang Di Tahun Baru Imlek
Eko Sutrisno | Thursday, 30 January 2014
No comments:
Post a Comment