Anak saya sudah tamat grade 8, tapi main balonku ada lima saja kok engga
bisa ? Pertanyaan yang sederhana tapi untuk menjawabnya membutuhkan
perubahan paradigma yang signifikan. Fenomena anak yang sudah tamat
belajar piano bahkan dengan nilai bagus, tetapi tidak bisa memainkan
lagu-lagu popular sederhana, kadang membuat kita sebagai orang tua
frustasi. Karena tidak sedikit investasi yang dikeluarkan tenaga, waktu,
belum uang bulanan yang kalau dijumlah tidak sedikit. Keadaan yang
kontras dengan pemain-pemain keyboard dangdutan yang tidak pernah les
tapi bisa dapat uang cukup dengan 1 keyboard. Sehingga yang sering
terjadi adalah kesimpulan anakku tidak berbakat! Kesimpulan yang
seringkali terlalu dini dan salah arah.
Untuk menjawab fenomena
yang saya sebut terdidik tapi tidak terlatihini kita harus melihat dua
hal mendasar dalam melihat sebuah kurikulum atau pembelajaran.
1)
Apa yang Diajarkan (What to Teach)
Apa yang diajarkan itu
seperti petani yang bercocok tanam. Kalau yang di tabur itu padi, kita
akan menuai padi. Kalau yang di tanam salak, kita akan menuai salak.
Artinya apa yang anak itu terima dari guru, itu yang akan berkembang
dalam anak itu. Secara umum yang diajarkan di les-les yang ada di
masyarakat adalah lagu-lagu klasik. Sehingga akhirnya anak kita merasa
asing dengan lagu-lagu yang justru sering di dengar tiap hari. Apa yang
di ajarkan di Piano Klasik sangat berbeda dengan apa yang di ajarkan di
Piano Pop, dan sekarang juga emerging pendekatan yang ketiga adalah
Piano Jazz. Ketiga school of thought tersebut memilik materi ajar yang
berbeda satu dengan yang lain. Berharap anak kita bisa secara otomatis
memainkan Autumn Leaves setelah selesai grade 8 piano klasik itu suatu
mimpi di siang bolong. Lalu bagaimana kalau sudah terlanjur salah jalur
di Piano Klasik kemudian mau pindah ke Pop atau Jazz? Tidak ada cara
lain, untuk masing-masing idiom kita harus pelajari secara tersendiri.
Catatan: dalam realitasnya bermain blues, latin afro cuba, atau
brazillian, atau dangdut dan keroncong semua membutuhkan kita belajar
lagi.
2) Bagaimana Cara Mengajarkan (How To Teach)
Kalau
apa yang diajarkan atau konten materi ajar itu penting, cara mengajarkan
pun tidak kalah penting. Pendekatan Piano Klasik lebih kearah membaca
dan memainkan, sementara Piano Pop dan Jazz memberikan ruang kepada
improvisasi atau sering disebut play by ear sangat luas. Pendekatan
terbaru yang diproject-based learningsangat tepat di gunakan di jalur
pop dan jazz. Sehingga, di jalur pop dan jazz biasanya dimainkan dalam
setting modern band seperti Peter Pan, Noah, dsb, sementara piano klasik
lebih sering dimainkan secara solo. Dengan kemajuan teknologi recording
yang ada sekarang, jalur Pop dan Jazz semakin ikut berkembang karena
improvisasi dan kreatifitas bisa dituangkan bukan hanya di live
performance tapi juga direcording.
Sekolah, les, ataupun
pendidikan secara luas haruslah dilihat sebagai investasi. Kita harus
memilih dengan tepat dimana kita mau invest, untuk itu harus dipelajari
return on investment dan keamanan dari investasi kita. Memilih jalur
mana yang cocok, terutama untuk orang tua, jangan dikarenakan "apa kata
orang" tapi harus didasarkan riset ilmiah dan kelogisan berpikir. Jangan
sampai anak-anak kita yang memiliki bakat-bakat kreatiftas yang luar
biasa malah jadi mati karena salah didik karena tidak terlatih dengan
baik.
Source: http://www.sekolahmusikindonesia.co.id dan merdeka.com
Thursday, 12 December 2013
Ujian Piano Tamat, Main Lagu 'Balonku' Tidak Bisa
Eko Sutrisno | Thursday, 12 December 2013
No comments:
Post a Comment