Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya
aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud....”
Lukas 2:10-11
Kata ‘Natal’ berasal dari bahasa Latin, yang berarti: ‘Lahir’.
Ketika kita merayakan natal setiap tahunnya maka kita sedang merayakan
hari lahirnya Tuhan kita Yesus Kristus, dua ribu tahun yang lalu. Natal
bukanlah sekedar rutinitas perayaan keagamaan yang harus dijalani setiap
tahunnya. Namun inti natal adalah memperingati dan merenungkan kembali
makna kelahiran Yesus Kristus bagi kita, umatNya.
Dalam kutipan ayat firman Tuhan di atas dijelaskan bahwa bayi natal
yang kita rayakan bukanlah manusia biasa. Dia adalah Juruselamat, yang
akan menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Selain itu dia juga
adalah Tuhan/Raja, yang menjadi penguasa tunggal dalam setiap aspek
hidup umatNya. Sekalipun perayaan natal (kelahiran Tuhan Yesus) tidak pernah
diperintahkan Tuhan Yesus atau dirayakan oleh orang Kristen di alkitab
sebagaimana halnya Paskah (kebangkitan Tuhan Yesus), namun mengingat
natal adalah hari kelahiran Tuhan dan Juruselamat kita, maka layaklah
kita merayakannya.
Hari natal, yang puncaknya biasa dirayakan umat kristiani di seluruh
dunia pada tanggal 24-25 Desember setiap tahun, tinggal beberapa hari
lagi. Oleh karena itu marilah kita mempersiapkan hati kita untuk
menyambut natal. Sebab orang yang kelahiranNya kita rayakan adalah
Tuhan, Raja dan Juruselamat kita.
Makna Natal Bagi Orang Orang Percaya
Natal adalah kesukaan besar bagi segala bangsa
Manusia yang sedang terbelenggu oleh dosa akan diselamatkan oleh
seorang Juruselamat yang baru lahir, Yesus Kristus, serta memberikan
kita hidup kekal. Karena itu kita patut bersukacita seperti para bala
tentara sorga yang bersukacita dengan nyanyian/puji-pujian saat
peristiwa natal (Luk. 2:13-14). Dan sukacita natal adalah bagi semua
orang dari segala bangsa yang percaya kepadaNya.(Luk.2:10). Kita dapat
mengundang setiap orang untuk menerima kasih natal tersebut.
Natal adalah kesederhanaan
Walaupun natal adalah sukacita, namun natal bukanlah kemewahan. Anak
Allah yang kudus lahir bukan di ibukota Israel, Yerusalem, namun di
kota kecil Betlehem (Luk. 2:4-6). Dia juga tidak lahir di istana, namun
di kandang domba (Luk. 2:7). KelahiranNya diberitakan bukan kepada raja,
nabi atau orang besar, namun kepada para gembala domba yang sederhana
(Luk. 2:8-12). Kita patut merayakan natal secara sederhana, sebab
peristiwa natal yang pertama adalah sederhana.
Natal adalah pengorbanan
Karena kasihNya kepada manusia yang berdosa, Allah rela mengorbankan
anakNya yang tunggal,Yesus Kristus, agar manusia terbebas dari dosa.
Manusia yang telah jatuh dalam dosa seharusnya akan mati menanggung
dosa-dosanya, namun Allah yang pengasih dan penyayang mengorbankan
anakNya yang tunggal untuk mati meggantikan kita (Yoh.3:16). Allah
berkorban dalam natal. Karena itu kita juga sepatutnya berkorban dalam
natal, seperti para majus yang mengorbankan persembahan-persembahan
mereka (Mat. 2:11), sebagai ‘’kado natal’ kita kepadaNya.
Natal adalah kemenangan
Melalui kelahiran Tuhan Yesus, maka kesudahan iblis dan kejahatan
semakin dekat. Manusia akan dibebaskan dari dosa, itulah sebabnya bayi
natal itu diberi nama “Yesus”, (Mat. 1:21), yang artinya: Allah
menyelamatkan. Kemenangan telah tiba bagi manusia. Melalui peristiwa
natal orang berdosa telah menang, kuasa iblis telah dihancurkan. Memang
kita masih hidup di dunia yang penuh dosa, kejahatan, penderitaan.
Kemenangan kita yang sesungguhnya baru terjadi saat kedatangan Tuhan
Yesus kali kedua, di mana tidak ada lagi dosa, kejahatan dan
penderitaan. Namun melalui peristiwa natal (kedatanganNya kali pertama)
kita telah mencapai sebuah tahapan kemenangan.
Natal adalah penggenapan dan pembuktian kasih Allah.
Para nabi sebelumnya berulang-ulang telah menubuatkan kedatangan
Tuhan Yesus ke dunia ini, dan yang akhirnya tergenapi pada peristiwa
natal tersebut (Mat. 1:22-23). Melalui peristiwa natal, kasih Allah
dibuktikan/digenapi bahwa Ia adalah Allah yang memegang janjiNya dan
yang tidak akan pernah berdusta kepada manusia. Melalui peristiwa natal
kita juga diingatkan untuk tetap percaya pada firman, janji dan kasih
Allah yang tidak pernah berubah bagi kita umatNya.
GBU ALL
Sumber: pondokrenungan
makasih atas informasinya sob
ReplyDeleteok gan
ReplyDelete