Fauzi Chaidir tampak santai menyambut kedatangan tamu-tamunya meski
hanya mengenakan pakaian yang tampak lusuh dan sedikit berbau sampah. Ketika
itu, Kamis (5/12) sore, ayah yang dianugerahi tiga anak ini tengah
bersiap menjalankan aktivitasnya memungut sampah ke rumah-rumah warga di
Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau. Profesi
yang mungkin dipandang sebelah mata bagi sebagian besar kelompok
masyarakat. Namun pekerjaan itu telah ditekuninya sejak delapan tahun
silam. "Semuanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga sehari-hari. Membiayai pendidikan anak, dan untuk nabung buat
jadi caleg (calon legislatif)," kata Fauzi yang duduk bersila di ruang
tamu sebuah rumah sangat sederhana.
Seperti diberitakan Antara,
rumah tersebut adalah milik sanak (family) Fauzi. Meski dipenuhi dengan
sampah-sampah pada halaman samping, tidak membuat keluarga itu malu atau
berkecil hati."Dari Oleh dan Untuk Kita" adalah moto Fauzi
untuk mempromosikan diri meraih cita-citanya menjadi legislator.
Frasa-frasa dalam pedoman memotivasi tersebut terdengar janggal. Namun inilah janji politik sang tukang pemungut sampah, "semoga retribusi sampah gratis terwujud," ujarnya. Fauzi
Chaidir pada musim pemilihan legislatif 2014 mendatang maju sebagai
caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru Daerah Pemilihan (Dapil) V (Kecamatan
Tampan dan Payung Sekaki).
Ayah dengan tiga orang anak dari hasil perkawinan seorang istri ini maju dengan menyandang nomor urut 8. Siapa
yang sangka, jika sebenarnya kader partai politik ini ternyata menjabat
sebagai Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Riau. "Sejak
awal berdirinya PAN tahun 1998, saya sudah bergabung menjadi kader.
Mulai dari inisiator pelebaran sayap, hingga akhirnya menjadi sekretaris
di tingkat kecamatan (DPC) hingga menjabat Wakil Sekretaris DPD Riau
saat ini," katanya.
Bagi Fauzi, pertarungan dalam memperebutkan
kursi legislator di DPRD Pekanbaru bukanlah hal baru. Pada "pesta
demokrasi" sebelumnya di tahun 2009, tukang sampah ini telah berupaya
meski gagal. Kali ini, Fauzi tidak lagi menginginkan kegagalan
dan berusaha untuk mengambil hati masyarakat dengan janji yang begitu
simpel ; "semoga retribusi sampah gratis terwujud". Karir Berjenjang Bagi Fauzi, menjadi seorang legislator adalah kebanggaan tersendiri dan kepuasan dalam karir politiknya. Cita-cita
menduduki kursi gedung DPRD Kota Pekanbaru itu telah muncul sejak lama.
"Ketika saya menjadi Ketua RT (Rukun Tetangga) di tahun 2003 sampai
2009. Banyak warga mendorong saya maju jadi caleg," katanya.
Atas desakan itu, Fauzi kemudian merealisasikannya pada Pemilihan Legislatif 2009. Dia maju masih dengan perahu PAN. "Waktu
itu, saya kalah. Hanya tinggal sedikit lagi suara, namun tidak
tercapai. Sejak itu saya memang berniat untuk maju lagi pada tahun
2014," katanya.Mimpi tersebut mulai di depan mata, ketika
jenjang karir dalam bermasyarakat berlahan diraih oleh Fauzi. Di tahun
2010, sang tukang sampah "naik pangkat" menjadi Ketua Rukun Warga (RW).
Ketika itu, menurut dia, ketua RW yang lama telah memasuki masa pensiun sehingga harus menyerahkan jabatannya ke pihak lain. Saat
ini, tiga tahun sudah Fauzi menjabat Ketua RW dan nyaris lima tahun
setelah masa kelam atas kekalahan pada pertarungan politik 2009. Fauzi
pun mulai mengampanyekan diri. "Saya juga terus mengembangkan jumlah
pelanggan sampah saya. Yang tadinya ada beberapa wilayah kompleks
perumahan saja, sekarang sudah ada ribuan keluarga," katanya.
Situasi
itu pun dimanfaatkannya untuk mendapatkan dukungan yang berlimpah.
Sejak satu pekan terakhir, Fauzi telah memperbarui kartu iuran
pemungutan sampahnya dengan dilengkapi foto wajahnya dan gambar Partai
Amanat Nasional (PAN).
Sumber: merdeka.com
Monday, 9 December 2013
Pemungut Sampah Dari Rumah ke Rumah ini Jadi Caleg PAN
Eko Sutrisno | Monday, 9 December 2013
No comments:
Post a Comment