"Saya
datang ke Jakarta karena ingin mengubah nasib, karena di kampung ga gitu
bagus untuk ekonomi. Saya pengen ngubah nasib untuk lebih baik lagi."
ujar Rudi Supriyanto tentang kesaksian hidupnya.
Untuk
menghadapi kekejaman ibukota Jakarta, Rudi pun mempersiapkan dirinya.
Dia diberi bungkusan kain putih oleh sang dukun yang lenyap di tangan
kirinya. Pesan sang dukun, dia tidak boleh memukul orang menggunakan
tangan kiri karena sangat berbahaya.
Sesampainya
di Jakarta, Rudi pun bekerja sebagai kenek angkutan umum. Disanalah dia
mengenal minum dan judi. "Kadang kalau kita sama-sama nongkrong ya,
kalau kita ga minum, mereka minum, kita dikecilin gitu."
Di situ
juga, dia mulai berani melakukan kekerasan. Saat salah satu mobil
pribadi mencoba menyalip dan pada akhirnya melempari angkotnya dengan
batu, Rudi turun dan menonjok si pemilik sopir tersebut. Di situ, dia
merasa begitu bangga.
Seiring
berjalannya waktu, Rudi bertemu dengan wanita hitam manis asal Ambon dan
menikah. Kebiasaan buruk Rudi semakin menjadi-jadi. Ketika dia mabuk,
maka dia pun tak segan-segan memarahi istri padahal istrinya begitu
baik.
Suatu
hari, setelah minum 12 botol bersama ketiga orang temannya, Rudi pulang
ke rumah dalam keadaan tidak sadar. Di situ, dia tanpa sadar memegang
kumpulan baut, batu-batuan yang ada di rumahnya dan dia makan. Dia juga
pernah tidur di toilet hanya dengan memakai celana dalam akibat mabuk.
Sebenarnya ada rasa penyesalan sesudah Rudi mabuk-mabukan, namun karena
pengaruh lingkungan hal itu terus dilakukannya.
"Hancur
ya hati, kapan gitu suami saya dipulihkan?" tanya Linche Selapatoa.
"Karena Tuhan benci perceraian, saya tetap bertahan sekalipun suami saya
sering menyakiti saya. Kekuatan saya hanyalah doa. Saya percaya Tuhan
akan pulihkan, pulihkan suami saya, keluarga saya, rumah tangga saya,
itu yang saya pegang dari Tuhan." ujarnya lagi.
Yang
terjadi, tingkah laku Rudi makin parah. Dia ikut temannya yang judi
togel. Dia berharap jika judi togel dan menang, maka dia tidak usah
bekerja. Itu harapannya. Demi hidup senang dengan cara yang mudah, Rudi
dan temannya pun melakukan segala cara termasuk mencari nomor togel ke
kuburan ataupun rumah kosong. Di sana mereka akan memanggil roh.
Meskipun
begitu, nomor yang mereka beli jarang ada yang keluar. Namun, hal itu
tak mengurungkan niat mereka untuk terus beli dan mencari nomor togel.
"Karena ga pernah dapat togel dan pulang ga bawa duit, itu selalu cekcok
terus di dalam rumah. Ga ada kedamaian di dalam rumah gitu." ujar Rudi.
Percekcokan yang sering terjadi, membuat dia lama kelamaan menghindari
teman judi togelnya sehingga dia pun mengurangi beli togel.
Suatu
hari, dia bertemu dengan teman lainnya yang mengajaknya ke sebuah
pertemuan di sebuah komunitas. Berkat kegigihan temannya, Rudi akhirnya
mau datang ke sana setelah menolak beberapa kali. Di komunitas ini, Rudi
mendapatkan pencerahan yang baru.
Di situ
Rudi didoakan untuk pelepasan. Dia diberikan kertas kosong dan disuruh
menuliskan dosa-dosanya di masa lampau. Ada perkataan yang mengusik
hatinya dan membuatnya berubah. "Yesus menebus perbuatan-perbuatan dosa,
perbuatan lama saya yang sudah saya lakukan sebelum saya mengenal
Tuhan. Karena saya yang berdosa, diampuni dan jimat-jimat itu hilang
sendiri ya.."
Setelah
mengalami pencerahan, Rudi ingin berhenti mabuk-mabukan dan judi tapi
ternyata tidak semudah itu. Dia harus selalu berusaha menghindar dari
teman-temannya yang minum di komunitas jalanan tersebut. Terkadang dia
merasa tidak mampu, tapi kekuatan dari Tuhan yang memampukannya.
Perlahan
tapi pasti, diapun lepas dari mabuk-mabukan dan judi. Meski hidup
sederhana di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, Rudi dan istrinya masih
bisa melihat kebaikan Tuhan. "Walaupun kadang ga ada duit ye, tapi saya
itu merasakan damai di dalam rumah tangga saya, mengalami pemulihan dan
lahir baru." ucapnya penuh rasa syukur.
Sumber: jawaban.com
No comments:
Post a Comment