"Kami memahami bahwa sedang ada penyelidikan resmi berlangsung dan kami percaya pemerintah akan mengeluarkan informasi lebih lanjut setelah ini selesai," demikian pernyataan Nestle. Pada Jumat 13 Maret lalu, petugas dari Kementerian Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Konsumerisme menggerebek sebuah tempat di Mantin, Negri Sembilan, dan menyita ribuan kotak Milo palsu senilai 250,000 ringgit.
Kepala Polisi Saifulbahri Abdul Kadir mengatakan tindakan hukum akan diambil terhadap sindikat pemalsu Milo tersebut. Dia menambahkan bahwa para pejabat dari Nestle telah tiba di Seremban untuk memeriksa barang-barang yang disita.
"Mereka tiba pada hari Senin dan sedang melakukan analisis dan tes lebih lanjut pada sampel produk yang disita oleh kami," katanya saat dihubungi oleh The Star. Dalam penggerebekan itu, polisi menangkap enam pekerja asal Myanmar. Saifulbahri mengatakan 1.000 kotak kosong, 50.000 bungkus plastik kosong, mesin berat, printer dan printer penomoran juga disita. Untuk mengetahui perbedaan antara Milo asli dan palsu, Nestle mengatakan ada perbedaan yang mencolok dalam rasa. "Milo asli memiliki rasa krim cokelat yang manis dan juga berwarna lebih gelap bila dicampur dengan air. Sementara yang palsu memiliki rasa kakao yang kuat dan sedikit pahit."
"Kemasan palsu nampak sangat mirip dengan kemasan asli. Satu perbedaannya adalah bahwa kemasan Milo asli adalah dikemas dan dipotong dengan mesin. Dengan demikian, bagian tepi atas kotak asli tidak akan memiliki perforasi yang sempurna," kata Nestle. Ketika ditanya apa saja bahan dalam Milo palsu dan apakah itu (palsu Milo) berbahaya untuk dikonsumsi, Nestle mengatakan perusahaan tidak memiliki informasi tentang bagaimana palsu Milo diproduksi, dan karena itu tidak dapat berspekulasi mengenai itu.
Sumber: dream.co.id