--> Mengenal Asal Usul Burung Jalak Suren | EkoDoc

Blog Tentang Berita, Tips Trik, K-pop, Agama Kristen

Sunday, 23 November 2014

Mengenal Asal Usul Burung Jalak Suren

| Sunday, 23 November 2014
Burung Jalak Suren atau dikenal juga dengan nama Jalak Uren memiliki nama latin Sturnus contra. Spesies burung ini merupakan salah satu spesies burung yang hidup di wilayah Anak benua India dan Asia Tenggara dan merupakan salah satu jenis burung peliharaan yang populer di Indonesia.

Burung jalak suren merupakan spesies burung berukuran sedang dengan bulu berwarna hitam dan putih. Perbedaan antara jalak suren jantan dengan jalak suren betina terdapat pada panjang tubuhnya, kulit di sekeliling mata, bulu, ekor, dan jari-jari kakinya.

Habitat burung jalak suren adalah di kaki lembah dan di dataran rendah terutama di dekat perairan terbuka. Namun tak jarang burung ini terlihat berkeliaran di sekitaran pemukiman penduduk. Mereka biasanya hidup dalam sebuah kelompok kecil.

Meski bisa terbang, burung ini sering terlihat mencari makanan di permukaan tanah dan tak jarang turun juga ke air. Makanan burung jalak suren antara lain biji-bijian, buah-buahan, serangga, telur serangga, kupu-kupu, cacing tanah, dan moluska (sejenis siput-siputan).

Sarang jalak suren biasanya terletak di lubang pohon di dekat sumber air. Di sarang tersebut biasanya jalak suren akan bertelur sebanyak 4-6 butir sebelum dierami. Telur-telur tersebut akan menetas setelah dierami selama 14-15 hari.

Predator bagi jalak suren antara lain kucing, binatang pengerat, dan ular. Namun kebanyakan jalak suren justru tidak mati karena diserang predator, melainkan karena terkena parasit kecil yang disebut dengan nematoda Diplotriaena sturnupastorii.

Daerah penyebaran burung jalak suren meliputi Asia Selatan hingga Asia Tenggara, seperti India, Burma, Indonesia (Jawa dan Sumatera), Pakistan, hingga ke Taiwan dan Pulau Honshu serta ke daerah Timur Tengah seperti Dubai, UEA.. Diperkirakan penyebaran yang terus meluas ini dikarenakan ada burung jalak suren yang dipelihara terlepas dari sangkarnya lalu berkembang dan mendiami wilayah baru.

Beberapa puluh tahun yang lalu, tepatnya sekitar tahun 1970-an, jalak suren masih banyak ditemukan berkeliaran bebas di Pulau Jawa. Namun akibat dari penggunaan pestisida yang berlebihan dalam bercocok tanam, maka spesies ini terkena dampaknya, dan populasinya terus menurun.

Meskipun demikian, secara global Red List IUCN memasukkan populasi jalak suren dalam status "Resiko Rendah (LC)". Saat ini di Indonesia sudah mulai dilakukan penangkaran burung jalak suren untuk menjaga kelestarian mereka.

Related Posts

No comments:

Post a Comment