--> Penyalahgunaan Lajur Sepeda di Purwokerto | EkoDoc

Blog Tentang Berita, Tips Trik, K-pop, Agama Kristen

Monday, 12 May 2014

Penyalahgunaan Lajur Sepeda di Purwokerto

| Monday, 12 May 2014
Pengendara sepeda acap kali terkucilkan dari para pengendara lain. Jalan raya adalah milik semua pengendara, siapa pun, karena ini fasilitas umum. Namun realitanya, pengendara sepeda jarang diberikan haknya di jalanan. Para pengguna kendaraan bermotor tidak jarang mengarahkan jalannya ke sana kemari tak tentu arah sehingga pengendara sepeda tidak mendapat tempat.  Di Purwokerto, pemerintah membuatkan jalan kecil di pinggir kiri yang khusus untuk pengendara sepeda dengan garis putih sebagai batasnya. Jalan tersebut dibuat saat roda pemerintahan masih dipegang oleh Bapak Mardjoko. Sudah hampir setahun ini jalan tersebut dibuat. Jalur tersebut memiliki lebar yang lebih sempit dari jalur yang berada di sebelah kanannya.

Lebarnya hanya berukuran satu meter atau sekitar dua sepeda yang bergerak. Jalur itu tertulis “LAJUR SEPEDA” dengan cat putih dan huruf kapital. Pemerintah memiliki tujuan mulia dalam pembuatan jalan khusus sepeda tersebut. Pemerintah ingin memberi hak untuk para pengendara sepeda.  Pemerintah ingin mereka merasa nyaman saat berkendara di jalanan. Bahkan pada rambu-rambu di sebelah lampu lalu lintas pun telah tertulis, jika jalan khusus itu tidak boleh dilalui oleh pengendara lain. Jalan tersebut hanya ditujukan untuk sepeda dan becak atau yang sejenisnya.

Namun, yang terjadi di lapangan sangatlah berbeda. Jalan khusus tersebut justru sering digunakan pengendara sepeda motor yang biasanya sedang menyalip kendaraan lain. Jalan tersebut juga digunakan sebagai area parkir mobil atau motor, terutama apabila terdapat lapak (bangunan ruko, toko,  rumah makan dan sebagainya) di sebelah lajur sepeda.  Pengunjung akan memarkir kendaraannya di lajur khusus sepeda. Tak cukup sampai di situ, tidak sedikit pengendara bermotor yang menyalip kendaraan lain melalui lajur sepeda sambil mengklakson keras penyepeda yang tengah melintasi lajur khusus itu.

Pemandangan itu tidaklah baru terjadi kemarin namun sudah sejak lama. Pemandangan itu juga tidak terjadi di satu tempat tetapi di banyak tempat yang terdapat lajur sepeda. Hal tersebut tidak dilakukan satu orang saja tetapi banyak orang. Hanya ada teguran kecil dari polisi lalu lintas yang berjaga pagi hari, selain itu, nihil.  Tidak ada yang menegur atau menyadari apabila kejadian itu terjadi. Apa para penyalahguna itu tidak bisa membaca tulisan yang tertera di jalur khusus itu? Atau mereka adalah kaum buta huruf? Apa tidak ada sanksi atas penyalahgunaan tersebut? Lantas kapan pengendara sepeda atau sejenisnya merasa nyaman dan mendapat haknya seperti pengendara kendaraan bermotor? Lalu apa fungsinya pemerintah menganggarkan dana guna pembuatan jalan khusus yang sebenarnya hingga saat ini masih belum sesuai tujuan utamanya?

Sumber: liputan6.com

Related Posts

No comments:

Post a Comment