Tak sanggup melihat derita keluarganya, Nurul Faridatul Hasanah (18),
siswi SMA Negeri 3 Surabaya, Jawa Timur hendak menjual ginjalnya kepada
siapa saja yang ingin membelinya. Kenekatan ABG warga Bulak Banteng,
Kelurahan Bandar Rejo ini demi membiayai pengobatan ayah, ibu dan
adiknya yang tengah sakit. Ayah Nurul, yaitu Didik Sutanto
menderita strok, sedang ibunya, Nur Hayati bersarang kanker rahim. Dan
lengkap sudah deritanya, tatkala adiknya, Ayu yang masih duduk di bangku
sekolah dasar (SD) mengerang kesakitan karena kanker getah bening. Dia
mengaku, harus minta tolong kepada siapa demi untuk mengobati
orang-orang yang dicintainya. Tanpa berfikir panjang, Nurul-pun nekat
hendak menjual ginjalnya kepada siapa pun yang bersedia membelinya.
Keinginan
Nurul itu, sempat disampaikan kepada teman-teman sebayanya di sekolah.
Meski disarankan agar tidak menjual ginjal, Nurul tetap ngotot demi
membiayai pengobatan keluarganya. "Saya sudah tak tega melihat
penderitaan kedua orang tua saya. Apalagi jika melihat adik saya. Tiap
hari rasanya ingin nangis terus," ucap Nurul perih saat ditemui di
rumahnya, Jumat (4/4). Ditanya ingin dijual berapa ginjalnya?
Dengan polos dia menjawab Rp 70 juta. Bahkan, dia mengaku, seminggu lalu
ada orang yang tertarik dan menemuinya untuk membeli ginjalnya. Namun
orang tersebut menawar terlalu murah dan transaksipun batal.
Nurul
tetap berupaya mencari pembeli lainnya. Tentu dengan harga yang sesuai.
Meski sempat tidak memberitahukan niatnya itu kepada orang tuanya,
kenekatan Nurul-pun akhirnya diketahui kedua orang tuanya. Baik
sang ayah maupun ibunya, melarang ide konyol Nurul. Namun, keinginannya
tidak bisa diganggu gugat, Nurul tetap ngotot menjual ginjalnya. Orang
tuanya-pun tak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi sakit yang
dideritanya.
Asa agar kedua orang tua dan adiknya segera sembuh
terus membayangi. Sementara gaji ayahnya yang hanya guru SMP yang kini
sudah tidak bisa mengajar, habis untuk biaya makan dan pengobatan. Selain
itu, mereka juga terjerat utang kepada rentenir, yang terus berbunga
untuk biaya pengobatan. "Saya dan bapak sudah tak bisa melarang lagi
keinginan Nurul. Kami sudah tak punya apa apa lagi, juga tabungan. Kami
sudah banyak berhutang untuk biaya pengobatan kami sebelumnya," kata
sang ibu meratap. Nur Hayati juga berharap, kalau keluarganya sudah tidak perlu lagi
menambah beban utang yang belum juga terbayar. "Apalagi harus meminta
bantuan orang lain. Kami takut dan sungkan. Kami tak tahu harus mengeluh
ke siapa. Saat ini, hanya kepada Tuhan kami meminta kesembuhan penyakit
kami bertiga," ratap dia lagi sembari mengelus kepala Nurul.
Sementara
itu, kabar kenekatan Nurul inipun, sampai di telinga Pemkot Surabaya.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, M Ihsan dan Kepala Dinas Kesehatan
Kota Surabaya, Febria Rahmanita-pun akhirnya datang ke rumah keluarga
Nurul.
Kedatangan dua pejabat Pemkot Surabaya ini, untuk meninjau
langsung kondisi kedua orang tua dan adik Nurul. Begitu mengetahui
kondisinya secara langsung, baik Ihsan maupun Febria sepakat membawa
ketiganya ke rumah sakit milik Pemkot Surabaya, yaitu RSUD dr Suwandi.
Mereka
dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil dinas Pemkot Surabaya. "Ini
langkah awal yang kami tempuh untuk menolong keluarga Nurul. Agar
kondisinya tidak semakin parah. Sesampainya di rumah sakit nanti, akan
diperiksa lagi terkait penyakitnya masing-masing," papar Febria.
Dia
juga memastikan, semua biaya perawatan dan pengobatan akan ditanggung
oleh pihak Pemkot Surabaya. "Karena keluarga Nurul ini tergolong
keluarga tidak mampu, jadi semua beban pengobatannya ditanggung oleh
pihak Pemkot Surabaya," janji dia.
Sementara itu, M Ihsan meminta
kepada Nurul agar mengurungkan niatnya untuk menjual ginjal. Sebab,
kata dia kepada Nurul, selama Pemkot Surabaya bisa menangani penyakit
kedua orang tua dan adiknya, Nurul tidak perlu khawatir soal biaya
pengobatannya. "Karena sudah ditangani Pemkot Surabaya, kita meminta dan
berharap kepada Nurul untuk segera mengurungkan niatnya itu," tandas
dia.
Sumber: merdeka.com
Sunday, 6 April 2014
Demi Obati Pengobatan Keluarga, ABG 18 Tahun Jual Ginjal
Eko Sutrisno | Sunday, 6 April 2014
No comments:
Post a Comment