Keluarga
baru yang mempunyai anak, biasanya mengambil nama-nama dari dalam
Alkitab, namun nama Yudas bisa dikatakan tidak pernah dipakai. Padahal
arti nama Yudas tidak kalah bagusnya dengan nama lain. Dalam bahasa
Ibrani, Yudas yaitu Yehuda atau Judah yang berarti terpujilah Allah. Iskariot sendiri bukanlah nama belakang keluarga, namun dari kata Ibrani isy qeriyot, yang berarti orang Keriot. Di dalam
Alkitab, ada delapan orang yang bernama Yudas yang disebutkan, yakni
anak Yakobus keempat, leluhur Yesus Kristus, pemberontak di Galilea,
orang Yahudi dari Damaskus, seorang nabis di Yerusalem yang juga
dipanggil Barnabas, murid Yesus Kristus yang juga bernama Tadeus,
saudara Yesus Kristus, dan Yudas Iskariot.
Kota Keriot adalah sebuah kota di Yudea, 12 mil sebelah selatan Hebron.
Karena Yudas Iskariot berasal dari sana, maka dia menjadi satu-satunya
murid Yesus yang berasal dari Yudea, sementara kesebelas rasul lainnya
berasal dari Galilea. Yesus tidak sembarangan memilih 12 murid-Nya, Yesus melihat ada potensi yang luar
biasa dalam diri Yudas. Yudas diberkati karena hidup sejaman dengan
Yesus, melihat Yesus muka dengan muka dan mengenal-Nya secara pribadi.
Dari ribuan orang, dia terpilih menjadi salah satu murid-Nya dan
menyandang gelar rasul. Sebagai murid, dia diajar langsung oleh Yesus.
Dia melihat dengan mata kepala sendiri mujizat yang dilakukan Yesus.
Bahkan dia juga diperlengkapi Yesus agar memberitakan Injil Kerajaan
Sorga sehingga mujizat juga terjadi dalam pelayanan Yudas. Dia pun
dipercayakan sebagai bendahara, suatu posisi yang tentu Yesus tahu Yudas
berpotensi.
Kesimpulannya,
Yudas Iskariot adalah orang yang sangat diberkati, tapi bagaimana
mungkin dia bisa jatuh dan mengkhianati Yesus? Ada motif pengkhianatan
Yudas di baliknya yaitu kekecewaannya tentang Mesias yang diharapkan.
Para
sarjana ada yang berpendapat bahwa nama Iskariot itu berasal dari
Sicariot/Sicarii yaitu sebuah kelompok nasionalis fanatik Revolusi
Yahudi yang sangat membenci Roma.
Mereka mengharapkan Mesias akan menjadi pemimpin revolusi mereka untuk
menggulingkan kerajaan Roma yang menjajah orang Yahudi. Yudas
membayangkan Yesus akan menjadi pemimpin revolusi yang luar biasa, namun
ternyata Yesus malah tenang-tenang saja. Yudas
kecewa karena Yesus bukan Mesias yang mengangkat senjata memimpin
revolusi tetapi Mesias yang justru mengajarkan kasih, memberkati musuh,
bahkan menyembuhkan anak seorng perwira Romawi musuh Yahudi. Dalam
kekecewaannya, Yudas menyerahkan Yesus. Uang membuat Yudas menjadi gelap
mata dan mengkhianati Yesus. Uang
bisa membuat orang melakukan apapun. Memang kita butuh uang, pelayanan
juga butuh uang, kita juga suka uang tapi jangan sampai jatuh cinta
padanya dan semua pertimbangan melulu tentang uang, tidak ada yang lain.
Apapun
motif pengkhianatan Yudas, akar masalah yang membuatnya berkhianat
adalah karena dia tidak sungguh-sungguh hidup bagi Kristus selama kurang
lebih 3,5 tahun bersama-Nya. Jika Yudas benar-benar menyerahkan
hidupnya bagi Kristus, dia pasti jadi rasul yang luar biasa. Petrus
tidak lebih baik dari Yudas, dia pun mengkhianati Yesus. Matius adalah
pemungut cukai yang juga cinta uang, dia memungut pajak lebih tinggi
dari yang seharusnya tapi dia berubah. Sayangnya, Yudas tidak
sungguh-sungguh memberikan hidupnya bagi Yesus. Tidak
semura oang bisa memperoleh kesempatan seperti Yudas peroleh, tapi pada
akhirnya dia menjadi orang yang buntung dan terkutuk. Tidak peduli
berapa lama kita mengenal Yesus, pertanyaannya adalah apakah kita sudah
sungguh-sungguh hidup bagi Tuhan?
Kita
hidup di akhir jaman, tidak lama lagi Dia datang, maka mari kita hidup
lebih sungguh-sungguh lagi buat Tuhan. Mari belajar dari hidup Yudas
Iskariot, jangan kita mengalami seperti dia. Manfaatkan semua kesempatan
dan kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita untuk hormat dan
memuliakan Tuhan. Mari hidup lebih sungguh-sungguh lagi buat Tuhan.
Sumber: jawaban.com
No comments:
Post a Comment