1. Perangkat mobile
Mayoritas seseorang yang dianggap 'cabe' ini
minimal mempunyai perangkat mobile yang di dalamnya sudah terinstal
aplikasi chatting semacam WhatsApp, Line dan sejenisnya. Ada pula
yang menggunakan perangkat mobile berbasis Android atau iOS yang telah
support dengan BlackBerry Messenger (BBM) di dalamnya atau juga produk
dari BlackBerry. Penggunaan aplikasi chatting ini dianggap perlu bagi para 'cabe' untuk tetap get in touch dengan teman atau orang lain yang baru mereka kenal.
Apalagi sekarang ini, tidak sedikit jumlah perangkat mobile baik yang diproduksi oleh vendor terkemuka atau yang masih bertaraf lokal sudah dapat digunakan untuk melakukan chatting via mobile dengan aplikasi-aplikasi khusus.
Apalagi sekarang ini, tidak sedikit jumlah perangkat mobile baik yang diproduksi oleh vendor terkemuka atau yang masih bertaraf lokal sudah dapat digunakan untuk melakukan chatting via mobile dengan aplikasi-aplikasi khusus.
2. Kamera dan aplikasi/software pendukung
Apabila tahun-tahun belakangan ini muncul
istilah alay yang disematkan kepada orang-orang yang terlalu gila akan
mode namun 'tidak tepat sasaran' dan tempat serta terkesan memaksakan,
maka cabe-cabean ini boleh dikatakan sebagai generasi kedua dari alay. Salah
satu kebiasaan yang sering dilakukan baik oleh orang-orang alay atau
juga para 'cabe' adalah mengabadikan foto diri dengan pose khusus dan
mengunggahnya ke jejaring sosial.
Dengan mengunggah foto dirinya tersebut, mereka berharap akan dapat menemukan teman lebih banyak atau juga pasangan bagi yang masih belum memilikinya. Tentunya, selain hanya menggunakan kamera pada perangkat mobile, tidak sedikit dari para 'cabe' yang memanfaatkan aplikasi-aplikasi khusus untuk mobile seperti Instagram, Picmix, MomentCam sampai dengan 360.
Selain itu, banyak pula yang mengedit foto narsis mereka menggunakan software-software tertentu seperti Picasa atau Adobe Photoshop.
Dengan mengunggah foto dirinya tersebut, mereka berharap akan dapat menemukan teman lebih banyak atau juga pasangan bagi yang masih belum memilikinya. Tentunya, selain hanya menggunakan kamera pada perangkat mobile, tidak sedikit dari para 'cabe' yang memanfaatkan aplikasi-aplikasi khusus untuk mobile seperti Instagram, Picmix, MomentCam sampai dengan 360.
Selain itu, banyak pula yang mengedit foto narsis mereka menggunakan software-software tertentu seperti Picasa atau Adobe Photoshop.
3. Facebook
Masih merunut dari berbagai sumber, rata-rata
para 'cabe' lebih sering menggunakan dan beraktivitas di account
jejaring sosial yang mereka miliki. Dari banyaknya situs jejaring sosial yang ada, Facebook
merupakan sosial media paling populer khususnya di kalangan mereka. Hal
tersebut tidak menjadi satu hal yang aneh karena sampai Desember 2013,
menurut data grafis dari StatCounter, Facebook masih menduduki peringkat pertama sebagai jejaring sosial populer di Indonesia.
Memang tidak hanya Facebook saja yang digunakan, ada Twitter, Tumblr, Path dan masih banyak lagi, namun dikarenakan lebih banyaknya pengguna Facebook dibandingkan dengan pengguna di jejaring sosial lain, maka kecenderungan lebih beraktivitas di situs besutan Mark Zuckerberg itu lebih tinggi.
Menurut penjelasan beberapa orang yang ditanya oleh, kebanyakan para 'cabe' ini selalu menuliskan status baru secara cepat. Uniknya, status yang dipost itu bukanlah sebuah status yang benar-benar penting, melainkan hanyalah sebuah tulisan yang boleh dibilang tidak berisi. Bahkan, tidak semua dari mereka yang membalas komentar-komentar yang dituliskan oleh orang lain di status barunya tersebut.
Menurut sebuah kelompok psikolog, seperti yang tertulis di Facebook limiter.com, tipe-tipe pengguna Facebook seperti ini hanyalah ingin mendapatkan perhatian dari banyak pihak tentang apa yang dia rasakan, di mana dia berada sekarang atau hal lain yang tidak penting.
Sumber: merdeka.com
Memang tidak hanya Facebook saja yang digunakan, ada Twitter, Tumblr, Path dan masih banyak lagi, namun dikarenakan lebih banyaknya pengguna Facebook dibandingkan dengan pengguna di jejaring sosial lain, maka kecenderungan lebih beraktivitas di situs besutan Mark Zuckerberg itu lebih tinggi.
4. Update status tidak penting
Menurut penjelasan beberapa orang yang ditanya oleh, kebanyakan para 'cabe' ini selalu menuliskan status baru secara cepat. Uniknya, status yang dipost itu bukanlah sebuah status yang benar-benar penting, melainkan hanyalah sebuah tulisan yang boleh dibilang tidak berisi. Bahkan, tidak semua dari mereka yang membalas komentar-komentar yang dituliskan oleh orang lain di status barunya tersebut.
Menurut sebuah kelompok psikolog, seperti yang tertulis di Facebook limiter.com, tipe-tipe pengguna Facebook seperti ini hanyalah ingin mendapatkan perhatian dari banyak pihak tentang apa yang dia rasakan, di mana dia berada sekarang atau hal lain yang tidak penting.
Sumber: merdeka.com
No comments:
Post a Comment