Dari Jalan Raya Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, namanya sudah
tersohor. Bertanya di sekitar Pasar Parung, orang akan menunjuk arah ke
Jalan Raya Pemuda Curug menuju Bumi Serpong Damai. Gang Mayat,
begitu sebutan atas sebuah jalan selebar lima meter ini. Letaknya
sekitar dua kilometer dari Markas Kepolisian Sektor Parung. Tepatnya di
Kampung Poncol, Desa Curug, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.
Jalan
itu dinamai Gang Mayat lantaran saban pekan ditemukan jenazah korban
pembunuhan. Ceritanya begini. Suatu pagi pada 1980-an warga geger
setelah menemukan mayat lelaki sudah membengkak di buang di alang-alang
sisi kanan jalan. Ini bukan penemuan terakhir. Sejak saat itu saban
bulan paling tidak dua mayat pria tergeletak di sana. "Dinamain gang mayat karena setiap pagi ditemuin mayat," kata Salam saat ditemui merdeka.com di kedai kopi Desa Cidokom, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Selasa pekan kemarin.
Lelaki
setengah abad ini bercerita penemuan jasad korban pembunuhan itu
bertato di sekujur tubuhnya. Jempol kaki dan tangannya terikat tali.
Penemuan itu menghebohkan penduduk Kampung Poncol dan tiga dusun lain
jaraknya berdekatan. Sepekan kemudian ditemukan lagi mayat pria
tinggi besar dan berajah. badannya penuh luka dan kaki tangannya
terikat. "Kebanyakan jempol kakinya terikat," ujar Salam. Dulunya jalan
itu ialah gang setapak dikelilingi kebun singkong dan ilalang tinggi.
Akhirnya
Gang Mayat menjadi tempat pembuangan korban pembunuhan saban bulan.
Salam menyebut sudah puluhan mayat ditemukan di jalan itu. Warga sekitar
mengakui Gang Mayat memang dikenal senyap. Tidak banyak warga berani
melintas lewat dari pukul tiga sore. Maklum, kondisi jalan gelap
ditambah semak tinggi membuat warga berpikir dua kali buat lewat. Selain
masih jalan tanah, saat itu Gang Mayat dikepung perkebunan karet.
Pohon-pohon karet jumlahnya ribuan membuat teduh dan menambah kesan
horor daerah itu. "Jangankan lewat, orang berteriak saja enggak
kedengaran," tutur Salam.
Nyai, 35 tahun, juga akrab dengan Gang
Mayat. Perempuan kelahiran Kampung Poncol ini mengungkapkan ketika
umurnya 12 tahun menyaksikan penemuan mayat lelaki berkulit hitam di
dekat sumur tua kini berdiri PT Prokat. Jenazah ini telah membusuk
dengan luka tembak di tubuhnya. "Jumlahnya banyak kalau
dihitung," kata Nyai. Dia mengaku sudah lima kali menjadi saksi penemuan
mayat di daerah itu. Sisanya dia tidak melihat lantaran dilarang oleh
ayahnya. Kini Gang Mayat boleh dibilang jauh dari kesan seram. Di
tepi kiri dan kanan jalan berdiri tembok beton setinggi tiga meter.
Sebelah kiri ada PT Hale dan di kanan PT Prokat. Nama jalannya bukan
Gang Mayat, tapi Jalan Intan III sesuai nama di peta Kecamatan Gunung
Sindur.
Sumber: merdeka.com
No comments:
Post a Comment