Internux sudah berinvestasi sebesar USD 550 juta (lebih dari Rp 6 triliun) untuk layanan 4G ini. Bolt punya potensi besar di pasar Indonesia karena dua alasan berikut:
1. Bolt adalah yang tercepat
Bolt punya internet paling cepat di Indonesia. Perangkat ini mengklaim punya kecepatan sampai 72 Mbps. DailySocial mengatakan bahwa Bolt bahkan mencapai kecepatan 87 sampai 89 Mbps ketika melakukan demonstrasi. Tapi ketika saya mencoba koneksi WiFi-nya, kecepatannya hanya mencapai 15 Mbps.
Internux mengatakan bahwa pembeli harus menggunakan sambungan USB agar bisa menikmati kecepatan maksimal milik Bolt. Kecepatan koneksi memang biasanya terpotong jika melalui wifi, terutama jika digunakan oleh banyak orang dalam waktu bersamaan.
Internux juga mengatakan bahwa kecepatan rata-rata Bolt adalah 20 Mbps. Tapi itu saja lebih cepat dari semua paket data 3G yang ditawarkan di Indonesia. Telkomsel, perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, hanya bisa memberikan paling tinggi 14,4 Mbps. Kecepatan internet mobile rata-ratanya lebih rendah dari itu.
2. Bolt punya penawaran paling murah
Router Bolt akan dijual dengan harga Rp 800.0001 dengan paket internet 8GB untuk penggunaan bulan pertamanya. Pengguna kemudian bisa melakukan top-up paket data 8GB tersebut dengan harga Rp 25.000 dan menggunakannya selama 30 hari. Itu terhitung murah jika dibandingkan dengan 3G yang ditawarkan perusahaan telekomunikasi saat ini.
Dengan Rp 25.000, Anda hanya mendapatkan kecepatan 7,2 Mbps untuk data sebesar 2,1GB jika menggunakan XL Axiata. Indosat bisa memberikan 6GB dengan kecepatan 7,2 Mbps dengan harga yang sama. Sementara Telkomsel Halo hanya memberikan 1,5GB per bulan dengan kecepatan 14,4 Mbps, dan Anda harus membayar Rp 50.000.
Bolt akan menawarkan lebih banyak data plan baik untuk pascabayar maupun prabayar ketika perangkat mereka sudah tersedia secara publik beberapa minggu ke depan. Tim Bolt menargetkan 10 juta pelanggan di tahun pertamanya di Indonesia.
Bolt tentunya belum sempurna. Perangkat ini hanya bekerja di Jabodetabek dan pengguna masih berpeluang mendapat koneksi yang lambat jika infrastrukturnya tidak bisa menampung lonjakan pengguna yang sangat banyak. Internux sekarang punya 1.500 stasiun pemancar di Jabodetabek, dan akan menambahnya sampai 3.500 di tahun 2015
Sumber: merdeka.com