Ada dua jenis Heat stress yaitu akut dan kronis. Akut
terjadi saat suhu dan kelembaban meningkat drastis, sedangkan kronis
dipicu oleh meningkatnya suhu dan kelembaban dalam waktu yang relatif
lama.
Efek heat stress lebih rentan terhadap ayam dewasa
karena telah memiliki bulu yang sempurna sehingga mempersulit pembuangan
panas tubuhnya. Selain itu, ukuran tubuh yang besar dapat menghasilkan
panas tubuh lebih banyak.
Gejala dan Mekanisme Heat Stress
-
Melebarkan atau menggantungkan sayapnya. Akan tetapi usaha ini kurang optimal. Karena suhu lingkungan kandang tidak berbeda nyata.
- Melakukan peripheral vasodilatation atau meningkatkan aliran darah perifer (tepi), terutama pada bagian jengger, pial dan kaki
-
Panting, yakni bernapas melalui tenggorokan untuk meningkatkan evaporasi, ayam akan membuka mulutnya dan menggerakkan tenggorokannya sehingga sebagai tempat keluar masuk udara.
Ayam yang telah melakukan panting namun suhu
tubuhnya tidak menurun akan menjadi lemah, pingsan, bahkan bisa terjadi
kematian mendadak. Kematian akibat heat stress akan mulai terjadi saat
suhu tubuh ayam mencapai 42oC atau lebih.
Akibat yang Ditimbulkan oleh Heat Stress
Ayam pedaging
yang mengalami heat stress biasanya lebih banyak minum dibandingkan
makan, tentu saja hal ini dapat menurunkan FCR dan berat badan ayam.
Selain itu, jika tidak cepat diatasi maka akan menimbulkan kematian.
Selain menurunkan produktivitas ayam, heat stress
dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh (immunosupresif). Jumlah total
sel darah putih dan produksi antibodi menurun secara signifikan pada
ayam petelur yang mengalami heat stress. Selain itu aktivitas limfosit
juga menurun.
Saat ayam mengalami heat stress kelenjar hipofisa anterior akan mensekresi adeno corticotropin hormon (ACTH) melebihi batas normal. Hal ini akan memicu korteks adrenalis untuk meningkatkan produksi hormon koltisol yang dapat menurunkan jumlah maupun perubahan jenis leukosit seperti sel eosinofil, basofil dan limfosit.
Penurunan berat telur rata-rata sebesar 3 gram setiap peningkatan suhu (pada tabel) sehingga persentase jumlah telur yang berukuran sedang dan kecil bertambah. Feed intake dan berat badan menurun sesuai dengan peningkatan suhu kandang. Jika nafsu makan ayam berkurang maka akan mengakibatkan asupan nutrisi berkurang, termasuk protein kasar, lemak kasar (asam lemak linoleat) dan kalsium. Sehingga bagi ayam petelur, bobot telur menjadi berkurang dan bahkan bisa terhenti. |
Kualitas kerabang telur juga terganggu pada saat suhu tinggi. Ayam yang melakukan panting dapat menurunkan konsentrasi CO2
di dalam darah. Kondisi ini dapat merubah proses metabolisme di dalam
tubuh ayam. Kondisi pH darah menjadi bersifat alkalis sehingga kemampuan
mengikat dan membawa kalsium yang diperlukan untuk pembentukan kerabang
telur menjadi berkurang, akibatnya kerabang telur menjadi lebih tipis.
Dan keadaan ini tidak bisa diperbaiki atau ditangani dengan penambahan
suplai kalsium melalui ransum, tetapi dengan menurunkan suhu.
Panting juga mengakibatkan kehilangan energi
sebesar 540 kalori tiap gram air yang dibuang oleh paru-paru. Hal
tersebut disebabkan ada peningkatan aktivitas otot pada saat panting.
Akibatnya panas tubuh ayam semakin meningkat dan efisiensi energi
menjadi berkurang sehingga efek yang ditimbulkan oleh heat stress
menjadi semakin besar. Selain kalsium, fosfor menjadi salah satu komponen mineral
dalam darah yang ikut terpengaruh akibat heat stress. Keadaan ini akan
semakin memperparah akibat yang ditimbulkan, yaitu meningkatkan
persentase kematian, terlebih pada ayam yang lebih tua dengan berat
badan yang lebih besar.
Pada saat heat stress, konsumsi air minum yang
meningkat dapat membuat kotoran menjadi lebih basah sehingga lebih
rentan terhadap pencemaran. Akibatnya lalat lebih cepat berkembang,
peningkatan kadar amonia di dalam kandang yang mengakibatkan peningkatan
resiko penyakit pernapasan.
Kondisi suhu yang tinggi juga mempengaruhi kestabilan
kandungan nutrisi dalam ransum ayam, terutama vitamin. Vitamin
merupakan mikronutrien essensial yang diperlukan dalam proses
metabolisme di dalam tubuh ayam. Penurunan kadar vitamin ini akan
berpengaruh terhadap produktivitas ayam.
Faktor penyebab terjadinya heat stress pada ayam antara lain :
1. Potensi genetik yang tinggi
Ayam broiler dan petelur sekarang merupakan ayam
hasil rekayasa genetika dengan tingkat produktivitas yang tinggi.
Contohnya pada ayam broiler atau pedaging Ayam jenis ini dirancang agar
dapat tumbuh lebih cepat. Memang bagus tetapi resiko berat badan yang
terlalu besar tanpa diikuti perkembangan organ dalam seperti paru-paru,
jantung, ginjal akan mengakibatkan meningkatnya kasus kematian mendadak
yang disebabkan oleh heat stress, terlebih pada ayam yang lebih tua.
2. Sistem pengaturan suhu tubuh ayam
Heat stress relatif mudah ditemukan pada ayam karena
suhu tubuh ayam tidak dipengaruhi suhu lingkungan (homeothermik). Selain
itu, tubuh ayam tidak dilengkapi dengan kelenjar keringat yang
diperlukan untuk mengeluarkan panas tubuhnya.
3. Iklim di Indonesia
Indonesia memiliki iklim tropis dengan 2 musim,
yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Saat musim kemarau, di daerah
beriklim tropis, saat siang hari suhu lingkungan akan mencapai titik
tertinggi dan kelembaban udaranya akan berada pada titik terendah
(udaranya kering). Kondisi ini akan dirasakan oleh ayam sebagai suatu
kondisi yang tidak nyaman atau ayam mengalami heat stress. Pada kondisi
inilah, siang hari diperlukan manajemen kandang secara tepat, misalnya
dengan menambahkan kipas atau blower.
4. Manajemen kandang yang kurang baik
Kebanyakan kandang ayam yang ada di Indonesia
sebagian besar berupa kandang open house (kandang terbuka), dimana
suasana di dalam kandang sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
Hindari jarak antar kandang yang terlalu sempit atau dinding kandang
yang bersebelahan dengan tebing karena bisa mengakibatkan sirkulasi
udara kurang baik.
5. Kepadatan kandang yang kurang sesuai
Luasan kandang yang kurang atau terlalu sempit akan
mengakibatkan kompetisi dalam memperoleh oksigen semakin tinggi. Selain
itu, kondisi kandang akan menjadi semakin panas karena secara normal
ayam juga menghasilkan panas tubuh.
6. Kandungan nutrisi yang tidak sesuai kebutuhan
Pemberian ransum dengan kandungan nutrisi, terutama
protein kasar yang berlebih bisa memperparah kasus heat stress.
Kelebihan protein kasar akan diuraikan oleh tubuh ayam untuk dibuang
bersama feses. Penguraian protein kasar ini akan menghasilkan panas
tubuh yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pencernaan karbohidrat
maupun lemak. Selain itu, protein kasar yang terbuang bersama feses akan
diuraikan oleh bakteri yang ada di dalam feses menjadi amonia dan
panas.
- Buatlah kandang dengan sirkulasi udara yang baik.
- Pilih bahan atap yang mampu mengurangi panas. Akan lebih baik menggunakan sistem atap monitor. Jika perlu tambahkan sistem hujan buatan di atas atap yang digunakan saat kondisi suhu panas. Gunakan kandang panggung dengan ketinggian sekitar 1,25-2 m karena memiliki sirkulasi udara yang baik. Bisa juga menggunakan blower atau kipas dengan kecepatan angin < 2,5 m/s dan arah aliran anginnya juga harus searah
- Perhatikan jarak antar kandang. Jarak antar kandang minimal 1 x lebar kandang (lebar kandang sebaik-nya tidak lebih dari 7 m)
- Atur kepadatan kandang, misalnya 1 m2 untuk 15 kg ayam pedaging dan 8 ekor/m2 untuk ayam petelur umur 6-16 minggu. Data kepadatan kandang secara detail bisa dilihat pada manual management
- Sediakan air minum yang berkualitas dalam jumlah yang cukup.
- Berikan pakan dengan nutrisi yang sesuai dan dan merata dalam pembagiannya.
- Atur sistem buka tutup tirai kandang, sesuaikan dengan kondisi cuaca
Cara menekan kerugian saat kasus heat stress telah terjadi:
- Lakukan evaluasi dan tangani penyebab heat stress secara cepat seperti suhu lingkungan, kepadatan kandang, maupun sistem sirkulasi udara. Lakukan penanganan sesuai dengan faktor penyebab heat stress.
- Nyalakan fan atau kalau perlu tambahkan blower untuk mengatur sirkulasi udara dan berikan “hujan buatan” saat suhu lingkungan melebihi standar.
- Kurangi kepadatan kandang sebesar 10% dengan memperlebar sekat
- Atur konsumsi air minum dan ransum
Saat suhu tinggi nafsu minum meningkat drastis, bahkan jika suhu mencapai 32oC konsumsi air minum bisa meningkat 50%. Suhu air minum yang baik adalah 20-24oC. Berikan air minum dengan kualitas yang baik dalam jumlah yang cukup, begitu juga ransumnya.
- Atur distribusi tempat air minum (TMA) dan kontrol ketersediaan air secara berkala. Jika perlu tambah jumlah TMA agar tidak mempersulit ayam untuk mengaksesnya
- Kurangi jumlah ransum yang diberikan pada saat kondisi kandang panas dan langsung berikan ransum saat suhu mulai menurun. Perlu diperhatikan jumlah ransum yang diberikan harus sesuai standar, hanya saja waktu pemberiannya yang diubah. Jika perlu ransum diberikan pada malam hari dengan memberikan tambahan pencahayaan
- Berikan nutrisi tambahan seperti elektrolit dan vitamin perlu ditambahkan saat heat stress, baik melalui air minum atau ransum.
- Pembersihan dan desinfeksi saluran air minum sebaiknya ditingkatkan. Jika di dalam saluran air minum telah terbentuk lapisan atau kerak (disebut biofilm yang merupakan tempat perkembangan bibit penyakit yang baik) sebaiknya dilakukan flushing dengan menambahkan H2O2 atau ozon. Pada kondisi itu, desinfektan tidak dapat bekerja secara optimal.
bagus artikelnya om, apalagi dimasa yang panas kayak gini, berguna sekali.
ReplyDeleteOke om thx kunjungannya
Delete