--> Mencegah dan Mengatasi Heat stress pada Ayam (Ampuh) | EkoDoc

Blog Tentang Berita, Tips Trik, K-pop, Agama Kristen

Friday, 1 November 2013

Mencegah dan Mengatasi Heat stress pada Ayam (Ampuh)

| Friday, 1 November 2013
Heat stress merupakan penyakit stress yang disebabkan kondisi suhu udara lingkungan melebihi suhu normal (> 28oC) sehingga ayam tidak mampu untuk menyeimbangkan antara produksi dan pembuangan panas tubuhnya.
Ada dua jenis Heat stress yaitu akut dan kronis. Akut terjadi saat suhu dan kelembaban meningkat drastis, sedangkan kronis dipicu oleh meningkatnya suhu dan kelembaban dalam waktu yang relatif lama.
Efek heat stress lebih rentan terhadap ayam dewasa karena telah memiliki bulu yang sempurna sehingga mempersulit pembuangan panas tubuhnya. Selain itu, ukuran tubuh yang besar dapat menghasilkan panas tubuh lebih banyak.
Gejala dan Mekanisme Heat Stress
Sebenarnya ayam sudah memiliki self defense sendiri untuk mengatasi heat stress dengan cara:
  • Melebarkan atau menggantungkan sayapnya. Akan tetapi usaha ini kurang optimal. Karena suhu lingkungan kandang tidak berbeda nyata.

  • Melakukan peripheral vasodilatation atau meningkatkan aliran darah perifer (tepi), terutama pada bagian jengger, pial dan kaki
  • Panting, yakni bernapas melalui tenggorokan untuk meningkatkan evaporasi, ayam akan membuka mulutnya dan menggerakkan tenggorokannya sehingga sebagai tempat keluar masuk udara.
Ayam yang telah melakukan panting namun suhu tubuhnya tidak menurun akan menjadi lemah, pingsan, bahkan bisa terjadi kematian mendadak. Kematian akibat heat stress akan mulai terjadi saat suhu tubuh ayam mencapai 42oC atau lebih.
 
 

 
Akibat yang Ditimbulkan oleh Heat Stress
Ayam pedaging yang mengalami heat stress biasanya lebih banyak minum dibandingkan makan, tentu saja hal ini dapat menurunkan FCR dan berat badan ayam. Selain itu, jika tidak cepat diatasi maka akan menimbulkan kematian.
Selain menurunkan produktivitas ayam, heat stress dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh (immunosupresif). Jumlah total sel darah putih dan produksi antibodi menurun secara signifikan pada ayam petelur yang mengalami heat stress. Selain itu aktivitas limfosit juga menurun.
Saat ayam mengalami heat stress kelenjar hipofisa anterior akan mensekresi adeno corticotropin hormon (ACTH) melebihi batas normal. Hal ini akan memicu korteks adrenalis untuk meningkatkan produksi hormon koltisol yang dapat menurunkan jumlah maupun perubahan jenis leukosit seperti  sel eosinofil, basofil dan limfosit.

Penurunan berat telur rata-rata sebesar 3 gram setiap peningkatan suhu (pada tabel) sehingga persentase jumlah telur yang berukuran sedang dan kecil bertambah. Feed intake dan berat badan menurun sesuai dengan peningkatan suhu kandang. Jika nafsu makan ayam berkurang maka akan mengakibatkan asupan nutrisi berkurang, termasuk protein kasar, lemak kasar (asam lemak linoleat) dan kalsium. Sehingga bagi ayam petelur, bobot telur menjadi berkurang dan bahkan bisa terhenti.


Kualitas kerabang telur juga terganggu pada saat suhu tinggi. Ayam yang melakukan panting dapat menurunkan konsentrasi CO2 di dalam darah. Kondisi ini dapat merubah proses metabolisme di dalam tubuh ayam. Kondisi pH darah menjadi bersifat alkalis sehingga kemampuan mengikat dan membawa kalsium yang diperlukan untuk pembentukan kerabang telur menjadi berkurang, akibatnya kerabang telur menjadi lebih tipis. Dan keadaan ini tidak bisa diperbaiki atau ditangani dengan penambahan suplai kalsium melalui ransum, tetapi dengan menurunkan suhu.

Panting juga mengakibatkan kehilangan energi sebesar 540 kalori tiap gram air yang dibuang oleh paru-paru. Hal tersebut disebabkan ada peningkatan aktivitas otot pada saat panting. Akibatnya panas tubuh ayam semakin meningkat dan efisiensi energi menjadi berkurang sehingga efek yang ditimbulkan oleh heat stress menjadi semakin besar. Selain kalsium, fosfor menjadi salah satu komponen mineral dalam darah yang ikut terpengaruh akibat heat stress. Keadaan ini akan semakin memperparah akibat yang ditimbulkan, yaitu meningkatkan persentase kematian, terlebih pada ayam yang lebih tua dengan berat badan yang lebih besar. 

Pada saat heat stress, konsumsi air minum yang meningkat dapat membuat kotoran menjadi lebih basah sehingga lebih rentan terhadap pencemaran. Akibatnya lalat lebih cepat berkembang, peningkatan kadar amonia di dalam kandang yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit pernapasan.
Kondisi suhu yang tinggi juga mempengaruhi kestabilan kandungan nutrisi dalam ransum ayam, terutama vitamin. Vitamin merupakan mikronutrien essensial yang diperlukan dalam proses metabolisme di dalam tubuh ayam. Penurunan kadar vitamin ini akan berpengaruh terhadap produktivitas ayam.

Faktor penyebab terjadinya heat stress pada ayam antara lain :
 
1.  Potensi genetik yang tinggi
Ayam broiler dan petelur sekarang merupakan ayam hasil rekayasa genetika dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Contohnya pada ayam broiler atau pedaging Ayam jenis ini dirancang agar dapat tumbuh lebih cepat. Memang bagus tetapi resiko berat badan yang terlalu besar tanpa diikuti perkembangan organ dalam seperti paru-paru, jantung, ginjal akan mengakibatkan meningkatnya kasus kematian mendadak yang disebabkan oleh heat stress, terlebih pada ayam yang lebih tua.

2.  Sistem pengaturan suhu tubuh ayam
Heat stress relatif mudah ditemukan pada ayam karena suhu tubuh ayam tidak dipengaruhi suhu lingkungan (homeothermik). Selain itu, tubuh ayam tidak dilengkapi dengan kelenjar keringat yang diperlukan untuk mengeluarkan panas tubuhnya.

3.  Iklim di Indonesia
Indonesia memiliki iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Saat musim kemarau, di daerah beriklim tropis, saat siang hari suhu lingkungan akan mencapai titik tertinggi dan kelembaban udaranya akan berada pada titik terendah (udaranya kering). Kondisi ini akan dirasakan oleh ayam sebagai suatu kondisi yang tidak nyaman atau ayam mengalami heat stress. Pada kondisi inilah, siang hari diperlukan manajemen kandang secara tepat, misalnya dengan menambahkan kipas atau blower.

4.  Manajemen kandang yang kurang baik
Kebanyakan kandang ayam yang ada di Indonesia sebagian besar berupa kandang open house (kandang terbuka), dimana suasana di dalam kandang sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Hindari jarak antar kandang yang terlalu sempit atau dinding kandang yang bersebelahan dengan tebing karena bisa mengakibatkan sirkulasi udara kurang baik.

5.  Kepadatan kandang yang kurang sesuai
Luasan kandang yang kurang atau terlalu sempit akan mengakibatkan kompetisi dalam memperoleh oksigen semakin tinggi. Selain itu, kondisi kandang akan menjadi semakin panas karena secara normal ayam juga menghasilkan panas tubuh.

6.  Kandungan nutrisi yang tidak sesuai kebutuhan
Pemberian ransum dengan kandungan nutrisi, terutama protein kasar yang berlebih bisa memperparah kasus heat stress. Kelebihan protein kasar akan diuraikan oleh tubuh ayam untuk dibuang bersama feses. Penguraian protein kasar ini akan menghasilkan panas tubuh yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pencernaan karbohidrat maupun lemak. Selain itu, protein kasar yang terbuang bersama feses akan diuraikan oleh bakteri yang ada di dalam feses menjadi amonia dan panas.

Cara mencegah heat stress
  • Buatlah kandang dengan sirkulasi udara yang baik.
  • Pilih bahan atap yang mampu mengurangi panas. Akan lebih baik menggunakan sistem atap monitor. Jika perlu tambahkan sistem hujan buatan di atas atap yang digunakan saat kondisi suhu panas. Gunakan kandang panggung dengan ketinggian sekitar 1,25-2 m karena memiliki sirkulasi udara yang baik. Bisa juga menggunakan blower atau kipas dengan kecepatan angin < 2,5 m/s dan arah aliran anginnya juga harus searah
  • Perhatikan jarak antar kandang. Jarak antar kandang minimal 1 x lebar kandang (lebar kandang sebaik-nya tidak lebih dari 7 m)
  • Atur kepadatan kandang, misalnya 1 m2 untuk 15 kg ayam pedaging dan 8 ekor/m2 untuk ayam petelur umur 6-16 minggu. Data kepadatan kandang secara detail bisa dilihat pada manual management
  • Sediakan air minum yang berkualitas dalam jumlah yang cukup.
  • Berikan pakan dengan nutrisi yang sesuai dan dan merata dalam pembagiannya.
  • Atur sistem buka tutup tirai kandang, sesuaikan dengan kondisi cuaca
Cara menekan kerugian saat kasus heat stress telah terjadi:
  • Lakukan evaluasi dan tangani penyebab heat stress secara cepat seperti suhu lingkungan, kepadatan kandang, maupun sistem sirkulasi udara. Lakukan penanganan sesuai dengan faktor penyebab heat stress.
  • Nyalakan fan atau kalau perlu tambahkan blower untuk mengatur sirkulasi udara dan berikan “hujan buatan” saat suhu lingkungan melebihi standar.
  • Kurangi kepadatan kandang sebesar 10% dengan memperlebar sekat
  • Atur konsumsi air minum dan ransum
Saat suhu tinggi nafsu minum meningkat drastis, bahkan jika suhu mencapai 32oC konsumsi air minum bisa meningkat 50%. Suhu air minum yang baik adalah 20-24oC. Berikan air minum dengan kualitas yang baik dalam jumlah yang cukup, begitu juga ransumnya.
  • Atur distribusi tempat air minum (TMA) dan kontrol ketersediaan air secara berkala. Jika perlu tambah jumlah TMA agar tidak mempersulit ayam untuk mengaksesnya
  • Kurangi jumlah ransum yang diberikan pada saat kondisi kandang panas dan langsung berikan ransum saat suhu mulai menurun. Perlu diperhatikan jumlah ransum yang diberikan harus sesuai standar, hanya saja waktu pemberiannya yang diubah. Jika perlu ransum diberikan pada malam hari dengan memberikan tambahan pencahayaan
  • Berikan nutrisi tambahan seperti elektrolit dan vitamin perlu ditambahkan saat heat stress, baik melalui air minum atau ransum.
  • Pembersihan dan desinfeksi saluran air minum sebaiknya ditingkatkan. Jika di dalam saluran air minum telah terbentuk lapisan atau kerak (disebut biofilm yang merupakan tempat perkembangan bibit penyakit yang baik) sebaiknya dilakukan flushing dengan menambahkan H2O2 atau ozon. Pada kondisi itu, desinfektan tidak dapat bekerja secara optimal.

Related Posts

2 comments:

  1. bagus artikelnya om, apalagi dimasa yang panas kayak gini, berguna sekali.

    ReplyDelete