Facebook mengakui jika ada celah dalam sistem mereka. Bugtersebut membuat sedikitnya 6 juta data pengguna jejaring sosial tersebut bisa diakses oleh tangan-tangan yang tidak berhak. Celah ini sejatinya sudah terbuka cukup lama, tepatnya sejak pertengahan tahun 2012 lalu. Sejak saat itu pengguna Facebook bisa mengintip data dari 1,1 miliar pengguna Facebook lainnya. Termasuk data pribadi seperti alamat email dan nomor telepon. Facebook yang mengaku sudah mengetahui bug tersebut beberapa pekan lalu baru mengumumkan temuannya pada hari Jumat kemarin waktu Amerika Serikat. Saat ini celah tersebut sudah ditutup untuk mengindari kebocoran data lebih jauh. Bocornya data jutaan pengguna Facebook itu tentu amat disesali pada pengguna, sebagian besar dari mereka khawatir bahwa data tersebut bisa disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. "Saat ini kami belum menerima laporan jika ada yang memanfaatkan bug tersebut," kilah juru bicara Facebook, melalui blognya. Dikutip detikINET dari Reuters, Senin (24/6/2013). Kebocoran data tersebut semakin memperkeruh citra Facebook soal menjaga kerahasian para penggunanya. Sebelumnya, situs jejaring sosial terbesar itu disebut-sebut rutin memberikan sejumlah data ke pemerintah AS melalui National Security Agency (NSA). Sumber:Detik.com
