Aplikasi jahat atau malicious software yang mengatasnamakan game populer Minecraft dikabarkan merajalela di Android. Menurut seorang ahli keamanan, aplikasi jadi-jadian tersebut dapat membuat kerugian cukup besar dari segi finansial bagi para korbannya. Menurut Lukas Stefanko, ahli keamanan dari Eset, ada sekitar 2,8 juta pengguna Android yang mengunduh aplikasi yang terkait dengan Minecraft. Program jahat tersebut menyamar sebagai aplikasi yang menawarkan cheat dan tips seputar game tersebut.
Total, menurut pengamatan Stefanko, ada sekitar 30 jenis aplikasi tersebut yang ditemukan di Google Play Store selama 9 bulan belakangan ini. "Semua dari aplikasi yang ditemukan palsu karena tidak mengandung fungsi yang dijanjikan dan hanya menampilkan banner dengan tipuan bagi pengguna untuk mempercayai bahwa sistem Android terinfeksi dengan virus yang berbahaya," ujar Stefanko. Para korban yang tertipu, seperti KompasTekno kutip dari The Register, Senin (25/5/2015), biasanya akan mengklik banner tersebut dan menyetujui untuk menghilangkan virus tersebut. Virus tersebut diklaim bisa dihilangkan dengan cara mengaktifkan sebuah SMS premium.
"Pengguna kemudian akan diarahkan untuk menghilangkan virus dengan cara mengaktifkan sebuah SMS premium yang bisa dibeli dengan harga 4.80 pounds (atau sekitar Rp 98.000) setiap minggunya.
Jumlah instalasi tersebut pun sangat banyak. Menurut pengamatan Stefanko, beberapa aplikasi berbahaya tersebut mencapai jumlah instalasi sebanyak 100.000 hingga 500.000 kali. Total instalasi dari sebanyak 30an program jahat yang ada sejumlah 660.000 hingga 2.800.000 kali.
Sayangnya, Stefanko tidak memberikan solusi untuk menghentikan program jahat tersebut. Satu hal yang pasti, agar terhindar dari kejahatan serupa, sebaiknya jangan sembarangan menginstal aplikasi yang ada di Google Play Store. Sebaiknya baca dulu review yang ada dari pengguna.
Google sendiri sudah memiliki sebuah sistem keamanan untuk menghindari aplikasi berbahaya di Play Store. Mekanismenya mengombinasikan review manual dari pengguna dan sistem keamanan Google. Dengan adanya sistem review manual, sistem diharapkan dapat mendeteksi program berbahaya dengan lebih cepat dan andal.
Dengan adanya sistem keamanan yang disebut Bouncer itu, program berbahaya di Google Play sudah berkurang hingga 40 persen.
Sumber: kompas.com
No comments:
Post a Comment