Keharuan langsung menyeruak di antara petugas Search dan Rescue (SAR) dan warga yang bekerja menyelamatkan korban longsor Banjarnegara kemarin. Mereka tercekat ketika menemukan dua sosok jenazah korban tewas longsor maut di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, ditemukan tewas dalam posisi berpelukan. Kedua jenazah tersebut adalah ibu dan anak. Sang ibu terlihat mendekap erat anaknya. Sedangkan posisi si anak juga terlihat memeluk erat ibunya. Seolah-olah sang ibu tengah mencoba melindungi anaknya. Dan sang anak yang ketakutan meminta perlindungan ibunya dari bencana longsor maut Banjarnegara.
Jasad ibu dan anak itu pertama kali ditemukan oleh warga. Lalu warga memberitahu petugas SAR untuk mengeluarkan jasad ibu dan anak itu.
Mereka berhasil dievakuasi pada hari Jumat, 19 Desember 2004 kemarin. Saat menyaksikan evakuasi dua jenazah itu beberapa warga dan petugas ada yang menitikkan air mata karena tak kuasa menahan haru.
Petugas membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Karena kedua jasad itu diduga tengah berada di ranjang saat bencana datang.
Hingga berita ini ditulis, belum didapat kejelasan tentang identitas ibu dan anak tersebut,
Memang, ini bukan kejadian mengharukan pertama saat longsor ketika ibu dan anak ditemukan tewas berpelukan.
Pada Agustus 2014 lalu, petugas dan warga juga sempat terharu atas penemuan ibu dan anak yang saling memeluk saat terjadi longsor di Kampung Bebek, Kedung Halang, Bogor Utara. Sang ibu bernama Eka Purwanti, 30 tahun, sedangkan anaknya Damar Adiyaksa Rasyid, 1,5 tahun.
Kejadian serupa juga terjadi saat longsor Cililin, Maret 2013 lalu. Saat itu warga Kampung Nagrog, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Bandung Barat, dikejutkan dengan penemuan jasad ibu yang tengah memeluk anaknya. Sang ibu yang tewas bernama Teten dan anaknya
Menurut pantauan merdeka.com, saat jasad korban ditemukan, suasana haru menyelimuti pencarian. Suara takbir pun menggema. Apalagi korban ditemukan dalam kondisi berpelukan. Keduanya ditemukan pukul 16.00 WIB.
Rintik air hujan terus mengalir. Seolah mengiringi air mata duka yang menyelimuti warga desa korban longsor.
Sumber: dream.co.id
No comments:
Post a Comment