Enam puluh sembilan tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Indonesia
berdiri sebagai bangsa. Ironisnya, di usia setengah abad lebih ini,
masih banyak rakyat kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Menurut ketua Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), tak heran jika arti dari kemerdekaan belum bisa dirasakan
seutuhnya. Apalagi penjajah yang dihadapi kini menjelma dalam bentuk
lain. "Penjajahan yang dihadapi saat ini sifatnya kapitalis.
Jangan heran kalau sampai sekarang kita belum merasakan arti kemerdekaan
sesungguhnya," kata Abraham Samad di gedung Galary Foto Antara, Jakarta
Pusat, Jumat (15/8) malam.
Itu sebabnya Abraham menyambut positif
Pameran Foto Kisah Anak Serigala. Pun dengan film karya Lola Amaria,
Negeri Tanpa Telinga yang mengangkat budaya korupsi petinggi negeri.
Apa
yang dipaparkan oleh Abraham Samad tak salah. Pasalnya masih banyak
kesenjangan sosial serta kesejahteraan yang tidak merata. Rasanya ironis
melihat bendera gagah merah putih berkibar namun di satu sisi tangan
kita menengadah meminta uluran bantuan. Indonesia memang belum
mutlak merdeka apabila para koruptor masih merongrong kehidupan kita.
Ini adalah musuh Indonesia yang sesungguhnya, sebuah degradasi moral
yang akan mengarahkan negara ini dalam kehancuran. Merdeka
bukanlah slogan, namun merdeka yang hakiki adalah terbebas dari semua
bentuk penjajahan dan terpenuhinya impian negara yang adil, makmur dan
sejahtera. Tanpa ketiga unsur adil, makmur dan sejahtera tadi maka akan
sulit untuk menemukan makna merdeka yang sesungguhnya "Percayalah,
jangan berharap sebuah kesejahteraan dan demokrasi dapat menyeluruh
jika tidak menghadirkan keadilan," pungkas Abraham.
Dirgahayu Republik Indonesia, semoga kiat terbangun dari mimpi buruk
Sumber: merdeka.com
No comments:
Post a Comment