Hal ini disampaikan dalam rapat
koordinasi mengantisipasi meningkatnya status waspada gunung Slamet di
Graha Satria, Selasa (11/3). "Sejak di awal sudah dipersiapkan.
Sehingga tidak timbul korban. Mumpung masih awal dan semoga tidak
berlanjut," pesan Wakil Bupati Banyumas dr Budhi Setiawan.
Rakor penanggulangan bencana dipimpin
Wakil Bupati Banyumas dr Budhi Setiawan. Juga dihadiri Dandim 0701
Banyumas, Asekbang kesra, Kepala SKPD, Kepala BPBD, Camat, Danramil,
Kapolsek dan Kepala Desa yang ada sekitar lereng Gunung Slamet. Ia meminta pada Muspika di enam wilayah
mulai mengawasi para pendatang dan penduduk setempat. Seluruh SKPD, kata
dia, juga mulai melakukan cek seluruh kebutuhan dalam mengantisipasi
bencana letusan gunung Slamet. Termasuk diantaranya kesiapan
transportasi mulai dari truk hingga ambulance. Sementara itu, Asekbang Kesra Didi
Rudwianto mengatakan setelah rapat ini maka segera dibentuk pos induk
yang berada di kantor Bakesbanpolinmas. Segala logistik seperti truk
hingga personel berjaga di pos induk. Sedikitnya ada 30 truk yang sudah
tersedia untuk evakuasi warga jika dibutuhkan. Kendaraan ini berasal
dari SDABM dan DCCKTR.
"Kita mengevaluasi semua sumber daya
mulai dari personel, tim SAR, BPBD, pramuka, linmas, Satpol, TNI, sampai
Polri. Begitu juga dengan perlaatan evakuasi. Logistik juga dicek
semua, jangan sampai ada yang kadaluarsa. Semua diinventarisir dan
dilaporkan ke kami," jelasnya.Selain pos induk, Pemkab juga menyiapkan
sembilan pos pengungsian sebagai upaya awal untuk keselamatan
masyarakat. Seperti diantaranya Kedungbanteng, Karangsalam, Karangmangu,
Kutayasa, Susukan. Tempat ini dipilih karena letaknya strategis dan
tanahnya luas, sehingga bisa sebagai tempat evakuasi korban bencana. "Akan dibagi 23 titik evakuasi. Jika ada
perintah dari pimpinan untuk latihan evakuasi, langsung bisa kita
laksanakan," lanjutnya.
Selain itu, di posko tersebut juga akan
dijadikan pusat informasi terkait perkembangan situasi Gunung Slamet. Ia
mengingatkan bahwa satu-satunya informasi berasal dari PVMBG.
Selanjutnya, setiap enam jam sekali akan dilakukan evaluasi pembaharuan
data perkembangan aktivitas Gunung Slamet. Ketika ada perintah pimpinan
untuk melakukan evakuasi langsung dapat dilakukan. Sehingga, diminta agar para SKPD, camat, dan desa menyampaikan informasi pada masyarakat bersumber dari PVMBG. Kepala SDABM Irawadi meminta kepala desa
segera menginventarisir ruas jalan yang dalam kondisi rusak.
Selanjutnya, akan dilakukan perbaikan darurat. Ini penting agar saat
proses evakuasi berjalan lancar. "Sementara jika pelebaran tidak mungkin
dilakukan. Perlu survey dulu, kemudian dilakukan sistem manajemen
trafick," katanya saat menjawab pertanyaan kepala desa Limpakuwus
Sumbang tentang jalur di desanya yang hanya dapat dilalui satu truck.
Sementara itu, Dandim 0701 Banyumas
Letkol Inf M Asep Afandi mengintruksikan agar informasi segera
disampaikan ke masyarakat supaya tenang dan dapat mengambil langkah yang
tepat dan cepat. Ia juga meminta agar Kepala Desa, Camat, Danramil dan
Kapolsek melarang warganya atau wisatawan yang akan beraktifitas ke
Gunung Slamet.
"Namun informasi yang diberikan memang yang sekiranya untuk keperluan masyarakat," pesannya. (azz)
Data Kecamatan dan Desa Rawan Bencana Gunung Api Slamet dan Dampak Panas Bumi:
Kecamatan Sumbang: Desa Limpakuwus, desa
Kotayasa, desa Gandatapa, desa Sikapat, desa Banjarsari Kulon, desa
Banteran, desa Susukan, desa Ciberem, desa Banjarsari Wetan
Kecamatan Baturraden: desa Karangmangu,
desa Ketenger, desa Karangtengah, desa Karangsalam, desa Kemutuglor,
desa Rempoah, desa Kemutugkidul, desa Kebumen
Kecamatan Kedungbanteng: desa Melung, desa Windujaya, desa Baseh, desa Kutaliman, desa Kalikesur, desa Kalisalak
Kecamatan Cilongok: desa Sokawera, desa Gununglurah, desa Sambirata, desa Karangtengah
Kecamatan Pekuncen: desa Pekuncen, desa Glempang, desa Tumiyang, desa Krajan, desa Pasiraman
Kecamatan Karanglewas: desa Sunyalangu, desa Babakan
Jumlah Desa : 35 Desa
Sumber: jpnn.com
No comments:
Post a Comment