Panglima
Kegelapan, Niko Kilikili yang ditakuti lawan maupun kawan, kini sudah
berubah. Dia punya hati yang lembut. Sejak keluar dari kehidupan
premanisme, Niko bahkan sudah membawa ribuan preman pada Yesus. Itulah
yang terjadi saat seorang preman bertobat. Mantan
preman itu sekarang memegang beberapa komsel yang terdiri dari tujuh
sampai delapan ribu orang, tiga ribu di antaranya merupakan mantan
preman. Namun, hal itu tidak terjadi begitu saja. "Awal saya bertobat
(dan memberitakan injil), saya ditolak," ujar Niko.
Suatu hari, Tuhan minta Niko untuk menginjili mantan musuhnya. "Saya doa
puasa selama enam bulan," lanjutnya. "Saya datang dengan tujuh orang
tapi saya ga kasih tahu kalau ini musuh saya. Kalau saya kasih tahu,
mereka ga mau datang juga," ujarnya sembari tertawa. "Datang
ke sana jam 1 siang, tapi ga ada yang ngajak ngobrol. Saya lihat
sekeliling, pada pegang parang semua," ceritanya kemudian. "Nah, saya doa terus. Saya bilang, "Tuhan tolong. Engkau yang menyuruh aku ke sini, Engkau juga yang menyelamatkan aku."" Jam 7
malam di hari dan tempat yang sama, ada salah seorang dari orang-orang
yang dia datangi, menyapanya. Dari situ, komunikasi pun mulai
berlangsung dan Niko pun mengabarkan Yesus pada mereka.
Selain
itu, Niko juga mengajak Anes, teman lamanya yang membawa dia masuk ke
dalam premanisme untuk mengenal Yesus. "Kami lagi mau ribut sama orang,
perebutan tanah juga. Saya lagi pake kain sarung, terus pake golok.
Terus dia (Niko) datang dan bilang, "Eh Anes, simpan parang ikut saya.",
Saya kaget juga, saya pikir ini mau ngapain. Saya kaget, ternyata ke gereja," cerita Anes sambil tertawa lepas mengenang kisah itu. Untuk menampung para preman tersebut, Niko bersama teman-temannya membangun sebuah rumah pemuridan di Depok bernama Rumah SOM (Sekolah Orientasi Melayani) yang dipimpin oleh Ernesto da Costa. SOM pertama dibuka pada 1999, tahun yang sama pertobatan Niko. Di
sekolah ini, para murid diajarkan tentang Alkitab lebih dalam dan
peningkatan kualitas karakter. Tidak hanya mantan preman, rata-rata
murid di sana terdiri juga dari mantan napi, pemakai narkoba, dan
anak-anak jalanan.
Untuk
ikut SOM, setiap orang akan pendidikan selama 6 bulan dimana makan
mereka akan ditanggung. Satu kelas yang diisi maksimal 20 orang itu
semuanya gratis dan tidak dipungut biaya apa-apa. Lantas,
darimana biaya untuk memberi makan tiga ribu orang dan biaya operasional
tersebut? "Saya tanya sama Tuhan, "Tuhan, siapa yang harus kasih makan
tiga ribu orang ini?" Tuhan bilang, "Kamu yang harus kasih makan." Tuhan
(lalu) kasih tambang nikel ini." Jelas Niko.
Ternyata
tambang itu merupakan bukti nubuatan bapak rohaninya, yang berdoa dan
menyatakan bahwa Niko akan menjadi bendaharanya Tuhan dan menjadi
pengusaha Indonesia. Dari situlah, dia membiayai seluruh biaya. "Dulu
saya sangat sulit sekali mencari yang namanya damai sejahtera. Keluar
dari rumah, harus bawa senjata, bawa pisau dan sebagainya. Saya ingin
cari damai sejahtera dan sukacita, tapi tidak saya temukan. Saya coba ecstasy dan shabu-shabu, dan heroin tapi tidak saya temukan. Ternyata saya hanya temukan damai sejahtera itu dalam Tuhan Yesus. Sama seperti dalam Yohanes 14:27.
Jadi, saya mau beritahu pada pemirsa, apapun masalahmu, apapun latar
belakangmu, kalau kamu punya problem datang pada Tuhan Yesus maka engkau
akan mendapat solusi." tutupnya.
Sumber Kesaksian : Niko Kilikili
Sumber Teks: jawaban.com
No comments:
Post a Comment