Saat ini tak sedikit masyarakat Indonesia yang menggemari roti, bahkan
mengonsumsi roti setiap paginya. Namun sebelum membeli roti di
supermarket, sebaiknya waspadai beberapa kandungan yang ada di dalamnya. Beberapa
jenis roti mengandung zat-zat yang buruk untuk kesehatan. Memang tak
semua roti mengandung bahan-bahan ini, tetapi sebaiknya baca dengan
teliti komposisi pada kemasan roti sebelum memakannya, seperti dilansir
oleh Care2 (01/01).
1. L-cysteine
L-cysteine
adalah zat penghalus yang ditambahkan pada roti untuk mempercepat proses
produksi. Meski dibuat di laboratorium, zat ini sebenarnya didapatkan
dari sumber-sumber alami. Terdengar sehat? Sayangnya tidak.
Sumber-sumber alami yang digunakan untuk L-cysteine bisa berasal dari
rambut manusia, bulu ayam, tanduk sapi, dan lainnya.
2. Potassium bromate
Potassium
bromate biasanya digunakan untuk mengurangi waktu membuat roti dan
membuat adonan menjadi keras. Ini disukai oleh perusahaan besar karena
bisa menghemat ongkos produksi. Namun di sisi kesehatan, potassium
bromate telah lama dikaitkan dengan kanker ginjal dan penyakit tiroid.
Saat ini potassium bromate sudah dilarang digunakan di Brazil, Uni
Eropa, Peru, Korea Selatan, dan China.
3. Biji-bijian olahan
Biji-bijian
olahan tak terdengar menakutkan, namun sayangnya biji-bijian ini telah
kehilangan semua kadar nutrisi di dalamnya dan tak bisa memberikan
apapun pada Anda. Biji-bijian ini nantinya akan dipecah menjadi gula
dengan sangat cepat dan menyebabkan lonjakan gula darah. Komposisi ini
juga diketahui berkaitan dengan tekanan darah tinggi dan resistensi
insulin, serta meningkatkan risiko serangan jantung hingga 30 persen.
Jangan tertipu dengan kata 'tepung terigu' pada komposisi roti karena
itu bukan berarti berasal gandum atau biji-bijian yang kaya nutrisi.
4. Azodicarbonamide
Zat
aditif yang satu ini digunakan untuk memperlembut tekstur roti. Tak
hanya pada roti, zat ini biasanya juga digunakan pada roti burger di
Amerika Serikat. Zat aditif ini telah dilarang penggunaannya di
Singapore karena bisa menyebabkan masalah pernapasan, asma, dan alergi
pada beberapa orang.
5. Sirup jagung atau fruktosa
Sirup
jagung atau fruktosa digunakan untuk membantu adonan mengembang dan
memberikan warna cokelat pada roti. Banyak produsen roti menyukai gula
ini karena harganya yang murah dan menguntungkan. Sayangnya, zat ini
adalah penyebab obesitas nomor satu dan sering dikaitkan dengan tekanan
darah tinggi, sindrom metabolisme, penyakit lever, dan banyak lainnya.
Itulah
beberapa jenis zat tambahan yang sebaiknya Anda waspadai sebelum
mengonsumsi roti. Perhatikan benar daftar komposisi pada kemasan roti
Anda. Jika menemukan bahan-bahan di atas, sebaiknya jangan konsumsi dan
cari roti lainnya.
Sumber: merdeka.com
Friday, 3 January 2014
5 Zat Adiktif Berbahaya Yang Tersembunyi Dalam Roti
Eko Sutrisno | Friday, 3 January 2014
No comments:
Post a Comment