EkoDoc- Benar Jakarta sudah jadi kota modern dan metropolitan. Tapi jangan
salah, di salah satu kotanya masih ada geliat prostitusi kelas teri yang
sudah menggeliat sejak puluhan tahun lalu. Tak ada yang tahu
bagaimana awal mulanya, warung remang-remang di pinggir rel Gunung
Antang, Jatinegara bisa ada. Yang jelas kini, setiap malam, khususnya di
akhir pekan warung itu tak sekadar tempat nongkrong biasa.
Bakal
ada lampu kerlap kerlip di sana. Tak cuma itu, wanita semok dengan
aroma parfum yang menusuk hidung. Menurut warga sekitar, lokalisasi
Gunung Antang sudah ada sejak tahun 1976. Rupanya, sampai saat ini,
lokalisasi ini cukup aman dari penertiban. Untuk sampai ke tempat ini,
para tamu harus berjalan kaki sekitar 50 meter dari jalan raya. Lokalisasi
ini tidak jauh dari jembatan Gang Kelor, jembatan yang cukup akrab di
telinga warga sekitar. Meski cukup berbahaya, ternyata pengunjung warung
remang ini cukup banyak.
Sekitar tahun 2005, lokasi ini pernah
jadi perbincangan hangat. Bukan karena keberhasilan petugas melakukan
penertiban tapi insiden KA Argo Muria menabrak para tamu dan PSK yang
berada di lokalisasi. Lalu siapa sebenarnya yang bertanggung jawab agar lokasi yang membahayakan ini bisa kembali sesuai fungsinya? Menurut
Kapolsek Matraman, Kompol Djoko Santoso, penertiba warung ilegal di
sekitaran rel Gunung Antang adalah tugas PT KAI dan Pemprov DKI. "Sebenarnya
masalah itukan PT KAI dan DKI karena itu terkait izin mendirikan
bangun, masa bangunan diperbolehkan berdiri di tepi rel," kata Djoko
kepada merdeka.com, Minggu (5/10).
Meski demikian, kata Djoko,
pihaknya tetap memberikan perhatian khusus pada daerah itu. Khususnya
terkait kriminalitas yang rawan terjadi. "Kita pernah operasi
izin di sana, dan kita pernah juga kok tangkap-tangkapin. Tapi sejauh
ini memang belum ada peristiwa yang mencolok seperti kasus tahun 2005
silam," tambahnya. Djoko mengaku dalam beberapa kali giat yang
dia lakukan sering ada kendala. Pemilik warung, PSK maupun para tamu
mendadak sepi saat mendengar kabar polisi akan melakukan penertiban.
"Mereka
banyak mata-mata juga. Jadi kalau kita masuk sudah kosong. Tapi saya
dapat pastikan setiap ada kasus kriminal pasti kita tindak, termasuk
preman-preman di sana," tandasnya. Dia mengaku sudah mengkomunikasikan masalah ini pada pihak DKI maupun PT KAI. "Kita sudah sering kirim surat, dan katanya kalau nggak salah dalam waktu dekat mau ditertibkan," pungkas Djoko.
Sumber: merdeka.com
Sunday, 6 October 2013
Goyang Erotis Di Atas Rel, Tanggung Jawab Siapa?
Eko Sutrisno | Sunday, 6 October 2013
mantap kang di goyang mas
ReplyDeletewkwkwk.. tarik manggg
ReplyDeletethx gan kunjungannya
ReplyDelete