ROMA - Penelitian terbaru yang dilakukan
oleh ilmuwan University of Padua di Italia, mengungkap bahwa kain kafan
kuno atau Shroud of Turin pernah dibuat pada zaman Yesus Kristus.
Dilansir Foxnews, Jumat (29/3/2013), pengujian yang dilakukan ilmuwan baru-baru ini menunjukkan bahwa kain tersebut dipercaya pernah digunakan dalam penguburan di masa Yesus. Menurut Daily Telegraph, kain sepanjang 14 kaki ini menampilkan sosok pria dengan luka yang sama dengan yang diderita oleh Yesus setelah dianalisis oleh ilmuwan menggunakan cahaya inframerah.
Penelitian ini menghubungkan kain kafan yang pernah ada pada 280 sebelum masehi dan 220 masehi, yang dipublikasikan dalam buku Giulio Fanti. Giulio merupakan profesor di Padua University dan jurnalis Saverio Gaeta.
Ia mengatakan pada Telegraph bahwa hasil temuan terbaru ini didasarkan pada 15 tahun penelitian mengenai serat yang diambil dari kain kafan. Serat tersebut menjadi sasaran tes intensitas radiasi.
Giulio mengatakan, ia menolak kesimpulan dari tes penanggalan karbon yang dilakukan pada 1988. Tes sebelumnya mengungkap bahwa kain kafan ini dibuat pada abad ke-13 atau 14 dalam pemalsuan abad pertengahan.
Hasil tes tersebut, menurut Giulio merupakan "palsu" karena terkontaminasi laboratorium. Meskipun demikian, Vatikan tidak pernah mengonfirmasi keaslian kain kafan.
Akan tetapi, seorang peneliti Vatikan pada 2009 mengatakan bahwa tulisan samar pada kain membuktikan bahwa kain itu digunakan untuk menutupi tubuh Yesus setelah ia disalib. (fmh)
Sumber: okezone.com
Dilansir Foxnews, Jumat (29/3/2013), pengujian yang dilakukan ilmuwan baru-baru ini menunjukkan bahwa kain tersebut dipercaya pernah digunakan dalam penguburan di masa Yesus. Menurut Daily Telegraph, kain sepanjang 14 kaki ini menampilkan sosok pria dengan luka yang sama dengan yang diderita oleh Yesus setelah dianalisis oleh ilmuwan menggunakan cahaya inframerah.
Penelitian ini menghubungkan kain kafan yang pernah ada pada 280 sebelum masehi dan 220 masehi, yang dipublikasikan dalam buku Giulio Fanti. Giulio merupakan profesor di Padua University dan jurnalis Saverio Gaeta.
Ia mengatakan pada Telegraph bahwa hasil temuan terbaru ini didasarkan pada 15 tahun penelitian mengenai serat yang diambil dari kain kafan. Serat tersebut menjadi sasaran tes intensitas radiasi.
Giulio mengatakan, ia menolak kesimpulan dari tes penanggalan karbon yang dilakukan pada 1988. Tes sebelumnya mengungkap bahwa kain kafan ini dibuat pada abad ke-13 atau 14 dalam pemalsuan abad pertengahan.
Hasil tes tersebut, menurut Giulio merupakan "palsu" karena terkontaminasi laboratorium. Meskipun demikian, Vatikan tidak pernah mengonfirmasi keaslian kain kafan.
Akan tetapi, seorang peneliti Vatikan pada 2009 mengatakan bahwa tulisan samar pada kain membuktikan bahwa kain itu digunakan untuk menutupi tubuh Yesus setelah ia disalib. (fmh)
Sumber: okezone.com
No comments:
Post a Comment