--> Setan Tuli Sampai Sepotong Tangan Merayap di Lintas Kereta 3 | EkoDoc

Blog Tentang Berita, Tips Trik, K-pop, Agama Kristen

Thursday, 12 December 2013

Setan Tuli Sampai Sepotong Tangan Merayap di Lintas Kereta 3

| Thursday, 12 December 2013
Surya mulai rebah kemarin di perlintasan kereta Cipinang Lontar, Jakarta Timur. Namun lalu lintas di sana belum terlelap. Kalau sudah malam ada saja kejadian gaib muncul di wilayah itu, seperti pernah dialami Turasman, penjaga pos lintas Cipinang Lontar. Kejadiannya pada 1980-an ketika dia baru bekerja di sana.

Saat itu dia kebagian jaga malam. Lalu lintas sudah sepi. Ketika sedang berpatroli dekat pos jaganya, dia menemukan robekan kain di atas rel. Sekitar sepuluh meter dari sana dia mendapati mayat perempuan dalam kondisi mengenaskan. Kepala lepas dari badan, kaki kiri dan tangan kanan putus. "Awalnya saya kira bangkai kambing. Saya senterin tahunya badan manusia. Saya buru-buru lapor pihak berwajib," kata Turasman.  Dia bersama rekannya dan polisi segera mencari anggota tubuh lain dari korban tabrakan kereta itu. Satu-satu berhasil ditemukan. Turasman sempat menguburkan satu potongan. "Saya kuburin di samping rel malam itu juga. Kayaknya bagian paha," ujarnya.

Dia tidak berfirasat aneh setelah penemuan mayat itu. Dia bekerja seperti biasa hingga akhirnya dia memperoleh jadwal malam di akhir pekan. Seingat Turasman, tepat jam 12 malam sepotong tangan menempel di kaca jendela bergerak-gerak. Badannya seolah kaku. "Saya nggak bisa gerak sama sekali. Cuma teriak-teriak doang. Itu tangan jarinya udah gede-gede, semua warna putih pucat," tuturnya. Saking ketakutan, dia menendang temannya yang sedang tidur hingga terbangun.

Dia kemudian menceritakan peristiwa itu. Rekannya menebak pengalaman janggal itu terkait penemuan jasad perempuan korban tabrakan kereta. Turasman mengakui mitos setan tuli ada di setiap perlintasan kereta. Alhasil, korban kecelakaan biasanya tidak bisa mendengar bunyi sirene tanda kereta datang atau teriakan orang dan penjaga pos lintas.

Persis kejadian pada suatu sore tahun lalu. Seorang perempuan berjalan dari arah Jatinegara. Palang sudah tertutup. Turasman telah menyemprit berkali-kali dan orang-orang berteriak menyuruh dia menghindar. Dia tidak mendengar dan akhirnya tertabrak kereta yang melintas. Sebab itu, Turasman mengingatkan jangan bengong saat lewat dekat perlintasan kereta. "Nggak tahu siapa. Cuma dia pernah bilang biar nggak ada apa-apa saja di sini."

Sumber: merdeka.com

Related Posts

No comments:

Post a Comment