Ketika bulan sudah memasuki Desember, hujan sudah
mulai turun, angin agak besar sedikit dan suasanan dingin,kadang
disertai hujan lembut pagi hari. Namun kadang juga hujan lebat. Banyak
kenangan bulan Desember begini. Terutama bagi yang merayakan natal
tentunya sangat berkesan.
Saya tidak merayakan Natal. Tetapi setiap Natal
tiba adalah hari yang saya tunggu sejak kecil. Ketika saya kecil di TVRI
kalau Natal diputar film kartun konvensional, yaitu kartun yang
menampilkan cerita dari Hans Cristian Andersen. Kartun ini mempunyai keunikan sendiri yaitu gambarnya yang bagus sekali. Gambar kartun yang semi realistic
dengan gambar istana penuh dengan ukir-ukiran , biasanya menampilkan
gubuk di salju juga bagus, ada cerobong asap dan pagar dari kayu yang
dibuat tidak rata itu sangat menggemaskan.
Cerita kartun Natal yang merasuk kalbu adalah
cerita “Gadis Korek Api”. Ini menceritakan tentang gadis kecil yang
hidup dengan neneknya berjualan korek api. Ketika salju turun nenek
gadis itu meninggal dunia,tinggallah gadis itu sendirian dengan korek
apinya. Dalam keadaan kedinginan dan menunggu pembeli yang tak kunjung
datang sementara dia menyaksikan para orang dan keluarga sibuk
berbelanja untuk keperluan Natal di toko-toko besar. Disekitar emper
yang gadis kecil itu tempati, ia berpijak ,gadis kecil itu iseng-iseng
menyalakan korek apinya, begitu korek api menyala, dia melihat wajah
neneknya tersenyum padanya membuka kedua tangannya dan memeluk gadis
kecil cucu tersayang.
Namun sayang korek api sudah mati setangkai lalu
gadis itu mencoba menyalakan korek apinya lagi apakah dia akan bertemu
dengan neneknya lagi, ternyata dia bertemu dengan neneknya lagi yang
tersenyum lebar menggendongnya. Jadi sekarang gadis kecil itu tahu kalau
ingin terus bersama neneknya maka dia harus menghidupkan korek apinya
secara berkelanjutan.
Neneknya mengajaknya terbang dan memasuki tempat
yang indah dengan taman dan rumah bagus dengan perapian yang hangat. Di
meja makan sudah tersedia, segelas susu coklat yang hangat dan roti
selai dan daging yang menggugah selera. Gadis kecil dan sang nenek
menikmati makan malam yang hangat penuh dengan cerita asyik. Gadis
kecil sangat bahagia sekali disamping sang nenek yang sekarang hidup
dengan kecukupan dan penuh syukur pada Tuhan. Mereka tidak lagi susah
berjualan korek api,mereka hidup di rumah yang nyaman dan hangat taman
bunga dan kelinci yang menemani bermain.
Esok pagi kota itu diributkan dengan suara dengung
mobil polisi yang menemukan seorang nenek dan gadis kecil yang meninggal
dengan jasat yang beku. Kota itupun mendapat pelajaran bahwa seharusnya
penduduk kota itu meningkatkan kepeduliannya sehingga tidak aka nada
penduduk yang meninggal dalam kebekuan seperti yang dialami nenek dan
gadisnya. Demikian walikota itu menghimbau pada penduduk kotanya. Namun nenek dan gadis kecil itu sekarang sudah
tidak ada kekhawatiran lagi,mereka sudah hidup berbahagia di rumah
dengan baru dengan taman bunga dan perapian yang hangat. Coklat dan roti
selalu tersedia tanpa harus berjualan korek api lagi. Nenek dan gadis
itu sudah berada di surga.
Berkesan
Cerita gadis korek api itu begitu berkesan di hati
saya. Sejak kecil cerita itu menginspirasi saya bahwa ada kehidupan lain
sesudah sekarang di surge yang sangat menyenangkan tempat dimana segala
keinginan kita akan tercapai dan dikabulkan asalkan sewaktu di dunia
berbuat baik dan lurus.
Dan TVRI selalu mengulang cerita itu setiap
Desember tiba untuk memperingati Natal dan mengisi waktu libur Natal.
Memang kondusif saat libur dirumah suasana dingin hujan, televisi
memutar film kartun yang ada visual turun salju. Ketika kecil saya
selalu memandang keluar jendela dan membayangkan hujan itu salju, lalu
saya memakai baju hangat bak orang Eropa yang memakai mantel buku. Saya
meminta ibu untuk membuatkan susu coklat hangat dan makan roti selai,
seolah berada dekat tungku perapian. Ceirita gadis korek api itu, fantastik, telah ikut
membentuk kepribadian saya. Saya juga ingat ketika itu saya dengan kakak
lalu berjalan-jalan dihari libur itu biasanya ada bazaar murah kakak
saya senang melihat lihat harga-harga baju dan segala assesoris, sekedar
membeli lipstik yang bermerek tapi harganya sangat murah, kaos kaki,
atau apa lagi kakak perempuan saya senang kesempatan berbelanja hemat
keperluan wanitanya,saya sudah tidak ingat lagi. Namun yang jelas
liburan itu sangat menyenangkan . Untuk upah saya menemani kakak
perempuan saya berbelanja itu saya biasanya dibelikan roti semir atau
coklat kecil. Itu saya sudah lebih dari senang. Karena cerita gadis
korek api, mantel bulu yang tergantikan baju hangat itu sudah memotivasi
saya untuk berlaku manis,mensyukuri semua yang ada.
Liburan Natal Kini
Kini saya sudah wanita dewasa,sudah mempunyai
anak.Saya masih sering mencari channel TV kalau kalau ada yang memutar
gadis korek api. Namun selama saya hidup dewasa ini sepertinya baru
sekali aku menjumpai kartun gadis korek api itu terputar kembali. Saya
berfikir mungkin yang memutar film itu mempunyai kerangka berfifir dan
pengalaman yang hampir mirip dengan aku (Frame of reference and frame of
experience). Kini generasinya sudah berbeda, gadis korek api
bukan inspirasi kartun yang harus diputar lagi sebagai pengisi libur
Natal. Saya tetap selalu mencari dan mencari kalau kalau ada gadis korek
api. Natal kini juga ada belanja murah, namun tingkatnya
sudah mal-mal yang menyediakan diskon-diskon yang besar, namun saya
sudah tidak terlalu telaten dan kuat menyusuri nya lagi, jumlahnya
terlalu banyak di mal dan umur juga sudah tidak muda lagi. Namun liburan
Natal dan suasanannya sejak saya kecil dan dewasa kini,semangatnya sama
yaitu bergembira,bersuka cita,dan selalu ada pesan dibalik semua itu.
Sumber: kompasiana
No comments:
Post a Comment